YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) memperpanjang kerjasama dengan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Naskah kerjasama ditandatangani Rektor UII, Fathul Wahid PhD dan Prof Dato’ Dr Musa Ahmad, Rektor USIM di Yogyakarta, Selasa (30/10/2018) malam.
Selain ditandatangani Rektor UII dan Wakil Rektor USIM, naskah kerjasama juga ditandatangani Dekan FMIPA, Prof Riyanto SPd, MSi, PhD. Penandatangan juga disaksikan Wakil Rektor I Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Dr Drs Imam Djati Widodo, MEng, Sc.
Rektor UII, Fathul Wahid mengungkapkan kerjasama oini merupakan salah satu upaya UII untuk melebarkan manfaat. Selama ini sudah terjalin kerjasama dengan USIM melalui berbagai kanal. Di antaranya, pertukaran mahasiswa, kerjasama riset, kerjasama publikasi. Ke depan kerjasama bisa lebih tinggi lagi, kemungkinan bisa dual degree dan lain-lain.
Fathul berharap kerjasama ini menjadi awal baru, karena antara UII dan USIM sudah lama terjalin hubungan. Tampaknya, osmosisnya juga bagus sehingga bisa mencari peluang apa yang bisa kita tingkatkan di masa depan.
“Hasil kerjasama, ada 10 mahasiswa USIM yang kuliah di UII, ada penelitian bersama dari Prodi Kimia Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Untuk kontek ini akan ada publikasi di jurnal internasional,” kata Fathul Wahid seusai penandatanganan di Yogyakarta, Selasa (30/10/2018).
Sementara USIM Professor Dato’ Dr Musa Ahmad mengungkapkan kerjasama ini pada bidang workshop bersama tentang minyak atsiri, pertukaran mahasiswa untuk transfer kredit untuk satu semester. FMIPA UII memiliki Pusat Studi dan Industri Minyak Atsiri (Center Essential Oil Studies/CEOS UII) yang menjadi pusat penelitian, pengkajian dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) Minyak Atsiri.
“Selain itu, juga ada pertukaran staf, dosen belum. Double degree masih dibahas, kemungkinan setelah penandatangan kerjasama ini. Peningkatan untuk internasionalisasi USIM dan UII,” kata Musa.
Kebijakan USIM, kata Musa Ahmad, mengarahkan mahasiswanya minimal satu kali pergi ke luar negeri. Tujuan utama Indonesia karena lokasi tidak jauh, memiliki kemiripan budaya, serta dari segi makanan juga tak ada masalah. “Dengan berkunjung ke negara lain, mahasiswa mempunyai pengalaman berinteraksi dengan orang-orang dengan negara lain,” kata Musa.