FTI UII Raih Penghargaan Energi Subroto

Rektor UII, Nandang Sutrisno (kanan) menerima Penghargaan Subroto dari Ignatius Jonan di Jakarta, Rabu (27/9/2017). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA — Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta memperoleh penghargaan Energy Subroto. Menyusul keberhasilannya melakukan inovasi energi katagori prakarsa kelompok masyarakat tahun 2017.

“Malam penganugerahan dilakukan di Jakarta, Rabu (27/9/2017) dan penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM,red), Ignatius Jonan,” kata Setyawan Wahyu Pratomo ST, MT, Ketua Tim Solar Project FTI UII kepada wartawan Jumat (29/9/2017).

Penyerahan anugerah dihadiri Menteri Pertambangan dan Energi era Presiden Soeharto, Prof Dr Subroto. Selain itu, juga hadir Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana.

Penghargaan ini, kata Setyawan, medorong FTI untuk mengkampanyekan penggunaan energi bersih kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa tidak ragu lagi untuk menggunakan energi terbarukan, karena sudah ada contoh di FTI UII.

Lebih lanjut Setyawan menjelaskan penghargaan tersebut diperoleh setelah mengusulkan 2×5000 Wp FTI Solar System dan menghasilkan energi listrik sebesar 4,8 kWh/m2/hari. Listrik hasil FTI Solar System tersebut digunakan untuk mengaliri listrik LCD di kelas-kelas yang jumlahnya 36 unit dan membutuhkan listrik sebesar 9.360 Watt.

“Penggunaan FTI Solar System ini dapat menghemat biaya listrik kurang lebih sebesar Rp. 55.552.589/tahun. Keuntungan lain adalah sebagai tempat untuk mengedukasi masyarakat menggunakan energi bersih dan terbarukan,” kata Setyawan.

Selama ini, listrik dihasilkan melalui pembakaran batu bara pada tungku pembangkit listrik tenaga uap. Cara ini dinilai tidak sehat, sebab pembakaran batu bara menghasilkan polusi gas SOx yang menjadi sumber gangguan paru-paru dan berbagai penyakit pernafasan. Selain itu, gas NOx bisa menghasilkan hujan asam yang berdampak buruk bagi peternakan dan pertanian.

Pembangkit Listrik Tenaga Batubara juga menghasilkan gas COx yang menimbulkan efek rumah kaca dan menyebabkan pergeseran cuaca/pemanasan global. Serta menyebabkan pencemaran logam-logam berat seperti Pb, Hg ,Ar, Ni, Se dan lain-lain dengan kadar di atas normal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *