Hujan Deras Iringi UIISorenyastra #5 di Amfiteater Embung Pelang

Hangga Fathana saat membacakan puisi karya Iin Warlina masih mengenakan jas hujan, dan tanpa alas kaki. (foto : heri purwata)
Hangga Fathana saat membacakan puisi karya Iin Warlina masih mengenakan jas hujan, dan tanpa alas kaki. (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — UIISorenyastra #5 yang mengangkat tema ‘Bergama dengan Gembira’ diiringi dengan hujan deras, Senin (4/11/2024). UIISorenyastra #5 semula akan digelar di ruang terbuka Amfiteater Embung Pelang atau Embung UII Kampus Terpadu Jalan Kaliurang km 14,5 Yogyakarta.

Namun karena hujan deras, UIISorenyastra #5 dipindahkan ke rumah kaca yang dekat dengan Amfiteater. Tempat yang masih dalam pembangunan membuat air hujan banyak menggenangi tempat pembacaan puisi. Bahkan peserta pembaca puisi terpaksa menggunakan sandal jepit, ada yang tanpa alas kaki, dan ada yang menggenakan jas hujan.

Bacaan Lainnya

Ada 23 puisi yang diterima panitia UIISorenyastra #5 yang terdiri dari tiga dosen, 15 mahasiswa, dan lima tenaga kependidikan (Tendik). Bahkan ada penulis puisi yang tidak bisa hadir sehingga puisi dibacakan orang lain.

Seperti Iin Warlina, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (UII). Karena tidak bisa hadir, puisinya dibacakan Hangga Fathana, Sekretaris Eksekutif UII.

Di Balik Gemerlap, Menemukan Dia

Karya : Iin Warlina

Di zaman penuh tanda, kita melangkah
meniti jalan lurus di tengah gulita
menjaga iman di bawah gemerlap dunia
tetap tersenyum, meski penuh tanya.

Langit bicara dalam hening malam
menyampaikan pesan dari Sang Pencipta alam.
Bumi menua, terluka oleh ambisi manusia
namun kita percaya ada harapan di setiap doa.

Beragama bukan sekadar ritual tak bermakna
bukan pula dogma yang kaku tanpa jiwa
Ini adalah tarian harapan dalam hiruk pikuk kehidupan
sebuah pelukan hangat di antara dingin peradaban.

Dengan gembira kita mendekat pada-Nya
menikmati setiap detik dalam kehadiran rasa
Kritik tak membuat kita jauh dari cahaya
justru semakin dekat, semakin terbuka maknanya.

Tuhan tak hanya di tempat sujud dan doa
Ia hadir dalam semesta, dalam senyum dan luka.
Dalam setiap langkah, kita temukan Dia
beragama dengan gembira, di tengah dunia yang fana.

Di setiap petaka, kita temukan hikmah
di setiap derita, ada sinar rahmat-Nya melimpah
Tak perlu takut pada perubahan dan fana
sebab sejatinya kita hanya meniti jalan menuju-Nya.

Rektor UII, Fathul Wahid mengatakan UIISorenyastra #5 mengangkat tema ‘Bergama dengan Gembira.’ Tema ini diharapkan menggugah bahwa beragama itu menggembirakan dan menyenangkan, bukan sebaliknya, menakutkan.

Basyiran wa nadziran……tugas Nabi pertama adalah membawa kabar gembira, bukan untuk menakut-nakuti. Sering kali tidak kita sadari di banyak majelis, justru ketakutan itu yang sering dikedepankan,” kata Fathul Wahid.

Pembacaan puisi di UIISorenyastra #5, kata Fathul Wahid, sebagai upaya mencoba membahagiakan diri dengan merefleksikan ulang nilai-nilai kebahagiaan di agama Islam. “Termasuk membahagiakan ketika kita mengingatkan orang lain. Ada teman yang sudah menyimpang dan kita ingatkan supaya tidak jatuh ke jurang yang lebih dalam. Itu bagian dari yang membahagiakan,” katanya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *