YOGYAKARTA — Koordinator Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dr Ir Bambang Supriyadi, CES, DEA, menandaskan agar Institut Pertanian ‘Stiper’ Yogyakarta terus melakukan peningkatkan kualitas lulusan. Sebab saat ini, enam program studi (Prodi) yang dimiliki Instiper sudah tidak ada lagi nilai akreditasi C, tetapi dua terakreditasi A dan empat terakreditasi B.
“Saat ini sudah tidak ada masalah bagi Instiper menarik minat masyarakat untuk kuliah di kampus ini. Bahkan peringkat Instiper berdasarkan SK Kementerian Dikti (Pendidikan Tinggi,red) berada di posisi 395 dari 3.200 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia,” kata Bambang Supriyadi saat Dies Natalis ke 58 di Kampus Instiper Maguwoharjo Sleman, Sabtu (10/12/2016).
Lebih lanjut Bambang Supriyadi mengatakan peningkatan kualitas diharapkan bisa memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan Kementerian Dikti. Lulusan berkualitas diharapkan bisa link and match dengan pekerjaan yang digelutinya. “Saya mengharapkan tidak ketemu alumni Instiper yang berprofesi sebagai penjaga toko. Tetapi almuni Instiper yang menjadi manajer perkebunan. Sehingga profesi relevan dengan ilmu yang dipelajarinya,” tandas Bambang.
Lulusan Instiper, kata Bambang, tidak hanya memiliki ilmu pertanian, perkebunan dan kehutanan saja. Tetapi lulusan Instiper juga harus memiliki sikap moral yang baik yaitu jujur dan memiliki keberanian sehingga bisa menjaga ilmunya. “Ini yang membedakan Instiper dengan perguruan tinggi lainnya,” katanya.
Selain itu, Bambang juga mengharapkan agar Instiper yang telah memiliki Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) bisa menjadi salah satu Science Technology Park (STP) yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo. “Semoga Instiper menjadi salah satu PTS di Yogyakarta yang memiliki STP,” ujarnya.
Sedang Rektor Instiper, Dr Purwadi mengatakan Instiper yang lahir 10 Desember 1958 kini telah berusia 58 tahun. Umur ini terasa istimewa, karena Instiper lahir Tahun 58, dan tahun 2016 berusia 58. Sehingga logonya ada angka 58 kecil dan angka 58 besar dengan motto Instiper Born and Share to Nation. Artinya, Instiper lahir 58 tahun dan telah berkarya untuk bangsa selama 58 tahun.
“Dalam sosio antropologi masyarakat umum angka 58 ini juga menarik. Karena disingkat dengan Mapan (lima delapan). Semoga ini juga menandakan saatnya Instiper mulai mapan,” kata Purwadi.
Dalam perjalanannya, Instiper sempat mengalami berbagai kondisi naik dan turun. Penurunan terjadi tahun 2003 lalu, jumlah mahasiswa semakin sedikit, sehingga mencemaskan civitas akademika dan para alumninya. “Namun berkat dukungan para alumni Instiper mampu bangkit dan membangun kejayaan baru menuju sustainabilitas,” tandasnya.
Purwadi yang dipercaya sebagai rektor periode pertama berhasil mengubah Instiper dengan program Change Instiper 9.9 to New Instiper 9.10. Yaitu, Instiper harus berubah sejak 1 September 2009 menjadi Instiper Baru pada 1 September 2010, dengan semangat baru, strategi manajemen baru, dan kultur yang baru. Program ini mendapat sambutan yang baik dan terbukti mampu membangkitkan dan membangun pertumbuhan Instiper.
“Perubahan tahap pertama menurut roadmap yang dibuat diharapkan selesai tahun 2016, dengan target Instiper kembali pada kejayaan semula. Namun berkat kerja keras kita bersama, ternyata target 2016 dapat diselssaika pada tahu 2014. Lebih cepat dua tahun,” tandas Purwadi.
Selanjutnya, sejak tahun 2014 telah disusun program baru yaitu Go 2th Growth (G2G) Instiper for Sustainability. Program ini merupakan upaya membangun pertumbuhan tahap kedua menuju sustainibilitas dengan fokus pada peningkatan kualitas proses pembelajaran yang didukung peningkatan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana menuju peningkatan kualitas lulusan.
“Progam inilah yang diharapkan dapat mengantarkan Instiper menuju kemapanan (sustainability) yang dicita-citakan dapat tercapai tahun 2019. Apabila tahap pertama Instiper didorong dan didukung penuh alumninya, saya percaya pada pertumbuhan kedua dengan dukungan civitas akademika dan para alumninya Instiper dapat sukses membangun pertumbuhan selanjutnya,” katanya.
Penulis : Heri Purwata