YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Joki ujian tertulis masuk Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (FK UAD) Yogyakarta memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (TI). Hal ini diketahui setelah UAD berhasil menangkap 11 calon mahasiswa FK yang menggunakan jasa joki.
Demikian dikatakan Dr Wahyu Widyaningsih MSi, Apt, Kepala Biro Akademik dan Admisi kepada wartawan di Kampus UAD Yogyakarta, Senin (30/7/2018). Pengawas dan Satpam ujian masuk FK Gelombang III, Ahad (29/7/2019), menangkap sembilan calon mahasiswa yang memanfaatkan jasa joki. Sebelumnya, Gelombang I Senin (29/4/2018), UAD menangkap dua orang joki.
Sembilan calon mahasiswa, kata Wahyu, memiliki tugas sendiri-sendiri yaitu membawa smartphone dengan kamera siap shooting agar soal dapat dibaca joki. Kemudian joki mengerjakan, dan memberikan jawabannya melalui smartphone yang sudah dimodifikasi yang dibawa calon mahasiswa.
Kemudian ada satu orang mahasiswa yang membawa tas yang berisi baterai (accu) dan peralatan elektronik lain. Tas yang dapat memancarkan suara ke sembilan earpeace yang ditanamkan di telinga calon mahasiswa tersebut diletakkan di depan kelas ujian. Karena pemancar gelombang suara ada di dalam kelas, maka suara yang ditangkap calon mahasiswa menggunakan earpeace sangat jelas.
“Earpeace ini ditanam di telinga calon mahasiswa sehingga tidak terlihat dari luar. Untuk bisa mengeluarkannya hanya menggunakan magnet, karena ditanam sangat dalam,” jelas Wahyu.
Bahkan ada seorang calon mahasiswa merasa kesakitan setelah tertangkap dan selesai ujian masuk. “Dia mengeluh kupingnya sakit karena ada earpeace di dalamnya. Kemudian kita sarankan untuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Sedang Imam Azhari, Kepala Bidang Administrasi dan Evaluasi Akademik, mengatakan peralatan yang digunakan joki banyak dijual di pasaran dan bisa dibeli melalui online. Para joki dengan mudah untuk mendapatkan peralatan tersebut. “Hanya saja peralatan elektronik tersebut sudah dimofikasi sehingga tidak tampak sebagai alat komunikasi,” kata Imam.
Sementara Rektor UAD, Dr Kasiyarno MHum menandaskan pihaknya telah melakukan tindakan tegas terhadap calon mahasiswa yang telah menggunakan jasa joki. Mereka dinyatakan tidak lolos seleksi dan dilarang untuk mendaftarkan kembali di UAD.
Lebih lanjut Kasiyarno mengatakan tarif joki masuk Fakultas Kedokteran UAD sebesar Rp 10 juta. Bahkan jika calon mahasiswa tersebut berhasil diterima akan dikenai tarif sebesar Rp 150 juta oleh joki. “Mereka berasal dari daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa Timur. Calon mahasiswa yang tertangkap berbuat curang langsung dinyatakan gugur,” kata Kasiyarno.
Fakultas Kedokteran UAD merupakan fakultas terbaru dan tahun ajaran 2018/2019 pertama kali menerima mahasiswa. UAD hanya menerima 40 mahasiswa dari 626 pendaftar dan kini sudah terpenuhi.