YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET – Desa Keditan yang secara geografis berada di kaki Gunung Telomoyo Magelang memiliki potensi wisata alam yang menarik, salah satu andalannya wisata alam Hutan Pinus. Pesona Hutan Pinus didukung kondisi alam yang sejuk, juga perekonomian masyarakat yang bertumpu pada peternakan Sapi dengan hasil produk susu segar setiap hari. Selain itu, terdapat hamparan perkebunan buah-buahan, yang dikelola secara berkelompok berbentuk Gabungan Kelompok Tani.
Potensi Desa Wisata Keditan, menjadikan Junaidi Safitri, SEI., MEI, Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, tertarik untuk meningkatkan potensi wisata dengan memanfaatkan pemasaran basis digital. Salah satunya, dengan melakukan branding obyek wisata dengan nama Kampung Pinus Keditan.
“Awalnya di tahun 2017 potensi wisata alam ini belum dijadikan sebagai objek Wisata. Namun, dengan inisiatif bersama antara UII Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Desa Keditan merumuskan perencanaan kawasan wisata Alam, yaitu Kampung Pinus Keditan,” kata Junaidi Safitri.
Junaidi menambahkan, pada awal tahun 2020 Objek Wisata Kampung Pinus Keditan ini mulai melayani para wisatawan dari wilayah Jawa tengah hingga Yogyakarta. Namun karena adanya Pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia berdampak kepada semua aspek kehidupan ekonomi sosial dan kemasyarakatan, Objek Wisata Kampung Pinus Keditan ini juga menjadi terhenti pelayanannya
Dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui hibah skema pemberdayaan berbasis masyarakat, Junaidi Safitri bersama mahasiswa KKN UII mengembangkan Obyek Desa Wisata Keditan, dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dengan tema Pengembangan Pengelolaan Bagi Hasil Usaha Berbasis Digital pada Desa Wisata Kampung Pinus, Keditan, ngablak, Magelang. Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 10 Agustus hingga 02 September 2023.
Pengembangan obyek Desa Wisata Keditan, diawali dengan format Forum Group Discussion (FGD) pada 12 Agustus 2023 antara Tim mahasiswa KKN UII dan dosen pembimbing, bersama stakeholder Objek Wisata yaitu Perhutani, Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) serta tokoh masyarakat. FGD ini menghasilkan nota kesepakatan berupa persentase bagi hasil usaha yang disahkan oleh beberapa pihak, yaitu Pemerintah Desa, BUMDES, Karangtaruna dan Perum Perhutani sebagi pengelola lahan hutan Pinus. Kolaborasi pengembangan Obyek Desa Wisata tetap mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat.
“Melestarikan budaya musyawarah dan kesepakatan yang saling meridhoi (antaradhin) merupakan ciri khas dalam bermuamalat,” ujar Junaidi Safitri. Junaidi Safitri juga menjadi narasumber dalam kegiatan pendampingan capacity building dengan materi pelatihan pengembangan skil menjadi konten kreator wisata, dengan peserta para pengelola wisata Kampung Pinus Keditan ini. Harapannya, dengan program pendampingan ini, mampu meningkatkan kemampuan penggunaan media sosial untuk memasarkan wisata. “Diharapkan meningkatkan kemampuan masyarakat setempat membuat konten-konten publikasi yang kreatif dan inovatif tentang objek Wisata Kampung Pinus Keditan,” kata Junaidi Safitri.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Keditan, Karyadi, menyambut baik kerjasama dengan UII Yogyakarta ini, “Terimakasih atas terlaksananya kegiatan pengabdian yang dilakukan UII di desa kami, kegiatan ini sangat penting dan bagus karena menjadi penyemangat kami untuk bangkit dan semangat dalam mengembangkan desa wisata Kampung Pinus Keditan, kami berharap UII mau terus mendampingi hingga kami kuat berdiri dan maju bersama” ujarnya. (IPK)