YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) mendirikan mini industri halal memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merek Khazanah. Mini Industri Halal ini sebagai salah satu sarana belajar bagi para mahasiswa agar dapat memahami bisnis industri halal.
“Rencana membangun Mini Industri Halal ini sudah dilakukan sebelum pandemi Covid-19 lalu. Kita sudah membeli mesin untuk memproduksi air minum. Tetapi karena ada pandemi rencana tersebut terhenti dan baru sekarang mulai lagi,” kata Ir Muhammad Ridwan Andi Purnomo, ST, MSc, PhD, IPM, Ketua Jurusan Teknik Industri FTI UII kepada wartawan di Yogyakarta, Jumat (22/7/2022).
Lebih lanjut Ridwan mengatakan untuk membangun mini industri dibutuhkan produk yang akan diproduksi. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menjadi pilihan karena memiliki proses yang sederhana serta supply bahan baku yang mudah.
Mini industri ini, diharapkan mahasiswa dapat secara langsung melihat bagaimana proses produksi sebuah produk dari mulai bahan baku menjadi produk jadi dan didistribusikan ke konsumen. Selain itu juga mengerti bagaimana proses pendaftaran halal sebuah produk atau memahami bagaimana sebuah produk dapat disebut sebagai produk halal.
Bahan baku air merupakan air yang memenuhi syarat dan kualitas. Bahan baku air yang digunakan berasal dari air pegunungan yang telah melalui tahap uji bahan baku sesuai aturan dari Kepemenrindag Nomor. 651 Tahun 2004.
Proses pengolahan air minum dalam kemasan yaitu pencucian botol, treatment air karbon aktif, dan pasir silica, filter air 3 tahap pada housing meliputi Nano sedimen, CTO dan Bio Energy, Ultrafiltrasi, Proses UV untuk membunuh bakteri dan terakhir memasukan air ke botol.
“Setelah itu, pastikan air berkualitas baik, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa sebelum diminum. tidak mengandung bahan berbahaya. Saat ini mini industri halal baru memproduksi jenis air mineral,” kata Ridwan.
Sementara Ragil Suryoputro, ST, MSc, Sekretaris Jurusan Teknik Industri FTI UII menambahkan berdasarkan data small research, terdapat kebutuhan konsumsi air minum di lingkungan Gedung KH Mas Mansur FTI UII rata-rata 800 liter perhari atau 20.000 liter per bulan. Saat ini yang masih menjadi kendala botol dan label belum bisa membuat sendiri.
“Kita terus berupaya untuk terus memperbaiki sehingga bisa menekan beaya produksi dan bisa berkompetisi di pasaran. Ke depan tidak tertutup kemungkinan kita bisa memenuhi kebutuhaan air minum untuk universitas,” tambah Ragil.
Kata Ragil, ada strategi pendekatan triangular yang diimplementasikan di UII untuk menciptakan lingkungan entrepreneurship dalam lingkungan universitas. Pendekatan tersebut meliputi graduate entrepreneurship, entrepreneur creation, dan business university collaboration.
Untuk mewujudkannya, Pogram Studi (Prodi) Teknik Industri Program Sarjana FTI UII memiliki kurikulum berbasis outcome (OBE) dan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) untuk menghasilkan lulusan Teknik Industri yang berakhlaq mulia, problem solver, dan inovatif,
Berakhlaq mulia, kata Ragil, adalah kemampuan spiritual agar lulusan memiliki sikap dan perilaku yang berdasarkan nilai-nilai keislaman seperti jujur, amanah dan sopan. Melalui sikap tersebut maka lulusan akan terbantu dalam memberikan kontribusi positif terhadap institusi, masyarakat dan lingkungan dalam pembangunan nasional dan pengembangan keilmuan yang diakui dalam dunia internasional.
Problem Solver adalah mampu mengidentifikasi permasalahan sistem industri dan memberikan alternatif solusi yang komprehensif. Sedang inovatif adalah mampu menggunakan pemikiran, imajinasi dan berbagai stimulan dalam perancangan, instalasi dan perbaikan sistem integral. (*)