Karya Mahasiswa UII, Pemindai Teks Portable untuk Penyandang Tunanetra

Alat Pemindai Teks Portable Untuk Penyandang Tunanetra Gen.2 (foto : istimewa)
Alat Pemindai Teks Portable Untuk Penyandang Tunanetra Gen.2 (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Alat Pemindai Teks Portable untuk Penyandang Tunanetra Gen.2 karya mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) membantu tuna netra membaca teks. Alat ini menjadi favorit pilihan pengunjung pada Expo Capstone Project yang digelar di Hall Gedung KH Mas Mansur FTI UII Yogyakarta, Rabu (31/7/2024).

Alat ‘Pemindai Teks Portable Untuk Penyandang Tunanetra Gen.2’ ini karya inovasi Idelia Khansa El Faradiba dan Reynaldi Bagas Herdiansyah, mahasiswa Prodi Teknik Elektro FTI UII angkatan 2020. Keduanya mendapat bimbingan dosen Suatmi Murnani, ST, MEng dan Elvira Sukma Wahyuni, SPd, MEng. Sedang untuk ujicoba, mereka menjalin kerja sama dengan Yayasan Inklusi Center Bhakti Klaten.

Dari kiri ke kanan: Suatmi Murnani, Idelia Khansa El Faradiba, Alvin Sahroni ST, MEng, PhD, dan Reynaldi Bagas Herdiansyah. (foto : istimewa)

Idelia Khansa menjelaskan ‘Pemindai Teks Portable untuk Penyandang Tunenetra Gen.2’ ini merupakan kelanjutan dari project capstone pada periode sebelumnya. Alat ini menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) untuk mengubah teks cetak menjadi teks digital. Selanjutnya, teks digital diubah menjadi suara meenggunakan teknologi Text To Speech (TTS).

Improvement, kata Idelia Khansa, pada alat generasi 2 ini dari alat generasi 1, adalah desain yang dirancang supaya lebih ergonomis, mudah, nyaman, dan aman ketika digunakan oleh pengguna. “Selain itu kami juga meningkatkan performa kamera yaitu dari camera raspberry pi model V2 menjadi raspberry pi modul V3. Hasil tangkapan camera tersebut lebih jernih dan ada fitur autofocus,” jelas Idelia Khansa.

Pengubahan performa tersebut, tambah Idelia Khansa, berpengaruh pada hasil konversi oleh OCR sehingga akurasi pembacaanya menjadi lebih baik. Pada alat generasi 1 hanya dapat menangkap setengah dari kertas A4 dengan tinggi kamera yang maksimal untuk mendapatkan hasil tangkapan yang paling baik. Sedangkan pada generasi kedua ini sudah bisa menangkap full kertas berukuran A4 dan hasil tangkapannya yang lebih baik.

Idelia Khansa El Faradiba dan Reynaldi Bagas Herdiansyah, juga mengembangkan sumber dayanya atau baterai. Baterai yang digunakan jenis Lithium Ion sebanyak dua buah dengan masing masing kapasitasnya 10000 mAh.

Selain itu, kata Idelia Khansa, alat ini juga ada penambahan fitur tombol scanning, tombol pause/continue, dan tombol replay. Microprocessor yang digunakan pada project ini Raspberry pi 3 model B+, sedangkan pada generasi 1 hanya menggunakan Raspberry pi 3 model B.

Pengembangan alat ini ditujukan membantu penyandang tunanetra mengakses informasi tertulis secara mandiri. Hal ini penting karena penyandang tunanetra seringkali kesulitan dalam membaca teks tertulis dan ini menjadi hambatan mereka dalam belajar dan bekerja.

“Dengan alat ini, diharapkan penyandang tunanetra dapat meningkatkan independensi mereka dalam mengakses informasi. Selain itu, pengemangan ini juga dilaksanakan atas dasar saran dan juga masukan yang diberikan pada saat pegimplementasian alat generasi yang pertama oleh pengguna serta penguji,” kata Idelia Khansa.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2023, di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, khususnya di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri. Sedang pengujian alat ini pada 25 Juni 2024 kepada penyandang tunanetra di Yayasan Inklusi Center Bhakti, Klaten. Serta diselesaikan dan disahkan oleh dosen pembimbing pada 8 Juli 2024.

Alat ini dirancang portable, ergonomis, dan mudah digunakan oleh penyandang tunanetra. Cara kerja dari alat ini yaitu, kertas diletakkan pada alas tempat meletakkan kertas kemudian kamera akan menangkap gambar kertas tersebut.

Selanjutnya dilakukan konversi dari gambar menjadi teks digital oleh teknologi OCR dan dilanjutkan dengan pengubahan teks digital tersebut menjadi keluaran suara oleh Teks to Speech. Apabila pengguna ingin menjeda (pause), maka dapat menekan tombol kuning yang berada di sebelah kanan, serta jika ingin melanjutkan hasil pembacaan maka dapat menekan kembali tombol kuning. Apabila pengguna ingin mengulang hasil pembacaan naskahnya maka dapat menekan tombol hijau sebagai tombol replay.

Setelah menyelesaikan pembuatan alat tersebut, Idelia Khansa dan Herdiansyah melakukan dua pengujian. Pertama, uji akurasi teks dengan tiga jenis font dan empat ukuran pada masing-masing jenis huruf. Kedua, uji kebergunaan dengan kuesioner kepada pengguna tunanetra.

“Hasil pengujian menunjukkan akurasi sebesar 98,56%, meningkat dari versi sebelumnya yang hanya 96,6%. Uji kebergunaan menggunakan System Usability Scale (SUS) Score menghasilkan nilai 72,5, yang masuk kategori Good,” kata Idelia.

Alat ini, kata Idelia Khansa, mengungkapkan jika masih ada beberapa kelemahan. Di antaranya, alat ini hanya dapat memindai teks berbahasa Indonesia, hanya dapat memindai tulisan cetak, bukan tulisan tangan serta bukan berupa gambar dan tabel. Sehingga alat ini masih butuh pengembangan lebih lanjut agar mendapatkan hasil yang maksimal. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *