Kisah Rohinun, Penerima Beasiswa KIP-K FEB UGM Raih IISMA ke Spanyol

Rohinun saat berkuliah di Universitat Pompeu Fabra, Spanyol. (foto : Humas FEB UGM)
Rohinun saat berkuliah di Universitat Pompeu Fabra, Spanyol. (foto : Humas FEB UGM)

KETERBATASAN bukan menjadi penghalang untuk meraih mimpi. Itulah yang dialami Rohinun, mahasiswa Pogram Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K). Mahasiswa yang berasal dari desa kecil di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat berhasil meraih awardee Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) 2024.

Rohinun dapat merasakan pengalaman berkuliah di Universitat Pompeu Fabra, Spanyol selama empat bulan, September-Desember 2024. Hal tersebut diraihnya atas kerja keras dan semangat pantang menyerah.

Bacaan Lainnya

Saat pertama memasuki perkuliahan di FEB UGM, Rohinun mengaku tidak pernah merasa minder. Meskipun dirinya berasal dari daerah yang jauh dari pusat pendidikan tinggi. Baginya, bisa kuliah di Yogyakarta merupakan peluang emas yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Rohinun mengaku perjalanan akademiknya tidak mulus. Sebab latar belakang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)-nya, bukan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tetapi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sehingga hal tersebut membuatnya harus bekerja lebih keras di awal untuk beradaptasi di awal perkuliahan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Rohinun aktif dalam kegiatan sukarelawan sebagai pengajar ekonomi. Selain itu, Rohinun juga mengikuti berbagai organisasi dan kepanitiaan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (FEB UGM).

Di lingkungan organisasi, Rohinun pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Keilmuan BEM FEB UGM dan Board of Director di Simfoni FEB UGM 2023. Dari sinilah, Rohinun bertemu dengan teman-teman yang menginspirasi dan mendorongnya untuk terus berprestasi.

Sejak semester tiga, Rohinun mulai terjun ke berbagai kompetisi bisnis. Kemauan dan kerja kerasnya mengantarkan Rohinun meraih puluhan penghargaan di tingkat nasional maupun internasional. Awalnya, ia mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dari UGM dan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Kedua program tersebut mendorongnya mengikuti berbagai kompetisi bisnis lain dan meraih puluhan pencapaian. Di antaranya, Juara 1 Place Creasie Business Case Competition 2023 Universitas Widyatama, Juara 2 PKT-Gadjah Mada Business Case Competition (GAMABCC) 2023, Juara 1 Business Plan Competition at Next Gen Entrepreneurship Festival Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Selain itu, Juara 1 FEB’s Business Plan Competition FEB UGM, Juara 2 International Case and Conference Competition IDSC 2023 Universitas Airlangga, Juara 2 7th Bachelor Journey in Management FEB UI, Juara 2 Kopma Fair Business Plan Competition 2023 Universitas Teknologi Yogyakarta, Juara 1 Business Plan Competition at Millennial Online Competition (MOC ) 2023 Universitas Hasanuddin.

Serta menjadi Juara 3 UMP Business Plan Competition (BPC) 2023, Juara 2 Kejar Mimpi Business Competition by CIMB Niaga, Juara 1 HR Motion Case Competition Universitas Negeri Semarang, Juara 1 International Infographic Competition Jakarta Youth Summit, dan Top 8 MBS E-Case Competition 2024 Universitas Indonesia.

Keikutsertaannya dalam berbagai kompetisi bisnis didorong oleh keinginannya untuk lebih memahami mengenai isu-isu ekonomi, bisnis, dan keberlanjutan. Business plan competition membantunya dalam mempelajari cara melakukan pitching di depan investor, sementara business case competition menarik minatnya karena menantang dan melibatkan penyelesaian masalah bisnis dengan menggunakan data. Terutama, Rohinun paling menikmati kasus bisnis yang berkaitan dengan Environmental, Social, and Governance (ESG).

Rohinun berbagi tips bagi mahasiswa yang ingin aktif dan berprestasi. Ia menyebutkan pentingnya memiliki tujuan yang jelas sejak awal, memilih kegiatan yang benar-benar relevan dengan pengembangan diri, serta menjaga keseimbangan antara akademik dan non-akademik. Ia juga menekankan pentingnya memiliki lingkungan pertemanan yang suportif dan menerapkan manajemen waktu yang baik untuk menghindari burnout.

Lebih lanjut Rohinun menceritakan alasan mengikuti program IISMA. Keputusannya untuk mengikuti IISMA bukan semata-mata untuk pengalaman akademik di luar negeri, tetapi juga sebagai tantangan pribadi untuk keluar dari zona nyaman. Ia memilih Universitat Pompeu Fabra karena tertarik dengan mata kuliah Economics Development and Sustainability. Baginya, ekonomi bukan sekadar angka dan grafik, tetapi juga bagaimana menciptakan solusi nyata bagi masyarakat.

“Selama program IISMA ini aku berhasil menyelesaikan beberapa proyek yang bekerja sama dengan teman-teman di sana. Di antaranya, policy paper yang membahas tentang masalah pengangguran di Spanyol, remote workers, hingga mencari solusi untuk krisis judi online di Indonesia,” kata Rohinun.

Rohinun menjelaskan untuk mengikuti IISMA membutuhkan persiapan meliputi administrasi dan seleksi yang butuh waktu panjang. Persiapan ini merupakan tantangan terbesar untuk meraih IISMA.

Rohinun mengaku cukup kewalahan karena harus menyeimbangkan antara persiapan IISMA, tugas kuliah, persiapan KKN, dan magang. Namun Rohinun berhasil mengatasinya dengan melakukan manajemen waktu yang baik, serta berdiskusi dengan teman-teman yang memiliki pengalaman serupa.

Setelah diterima, kata Rohinun, tantangan berikutnya adalah adaptasi di lingkungan baru dengan bahasa, budaya dan sistem pendidikan yang berbeda. Namun, hal itu justru membantunya untuk semakin terbuka terhadap perubahan dan keberagaman.

Dalam menjalani kesibukan sehari-hari, Rohinun mendapatkan dukungan besar dari keluarga, baik dari segi dukungan emosional maupun motivasi agar tetap fokus mengejar impian. Teman-teman di kampus juga berperan besar dalam memberikan semangat dan bantuan, baik dalam kegiatan akademik maupun non-akademik.

Selain itu, FEB UGM turut membantu dengan memberikan pembekalan khusus saat persiapan IISMA. Di antaranya, bantuan biaya tes Bahasa Inggris, reimbursement dan insentif prestasi bagi mahasiswa yang berkompetisi. Baginya, FEB UGM merupakan tempat yang memberikan ruang mahasiswa untuk berkembang secara holistik, yaitu tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga dalam pengembangan soft skills.

Beasiswa KIP-K juga membuka kesempatan baginya untuk berkuliah jauh dari kampung halaman dan memberikannya berkembang di dunia kuliah melalui berbagai perlombaan, organisasi, dan program, seperti IISMA.

“Aku merasa punya tanggung jawab moral untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, bukan hanya untuk diriku sendiri, tetapi juga sebagai bentuk kontribusi kepada keluarga dan masyarakat,” kata Rohinun.

Setelah menyelesaikan IISMA, Rohinun mengaku ingin fokus menyelesaikan skripsi. Rohinun juga berharap dapat membantu mahasiswa lain yang berkeinginan untuk mengikuti program IISMA yang cukup ketat persaingannya.

Setelah lulus kuliah, Rohinun ingin mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama berkuliah singkat di UPF Spanyol dalam dunia kerja, terutama dalam hal pengembangan ekonomi berkelanjutan dan penyelesaian masalah global. Nilai-nilai seperti kolaborasi lintas budaya dan berpikir kritis yang didapatkan dari IISMA juga akan terus ia bawa dalam berbagai proyek sosial maupun kegiatan organisasi di kampus.

Rohinun berharap mahasiswa lain yang ingin berprestasi agar fokus pada tujuan sendiri, jangan takut untuk mencoba hal baru, dan keluar dari zona nyaman. Menikmati proses dan melihat kegagalan sebagai kesempatan belajar adalah kunci utama dalam mengembangkan diri dan meraih kesuksesan.

“Proses itu nggak selalu mulus, tapi selalu ada pelajaran di setiap langkahnya. Mungkin kamu bakal merasa overwhelmed dengan persiapannya, atau merasa minder karena ada banyak orang keren di luar sana. Tetapi percayalah, perjalanan ini tentang menemukan kekuatan dalam dirimu. Terkadang, kita nggak sadar kalau kita lebih bisa dari yang kita kira,” nasehatnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *