Kuatkan Potensi Dakwah Warga Binaan, Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta Gandeng FIAI UII

Dari kiri: Utusan Kanwil Kemenkumham DIY menyaksikan Kepala Lapas Narkotika IIA Yogyakarta jabat erat Dekan FIAI UII (foto: IPK)
Dari kiri: Utusan Kanwil Kemenkumham DIY menyaksikan Kepala Lapas Narkotika IIA Yogyakarta jabat erat Dekan FIAI UII (foto: IPK)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Mencetak warga binaan yang berkompeten dalam bidang dakwah saat nanti mengabdi ke masyarakat selepas dari Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Narkotika Klas IIA Yogyakarta, menjadi fokus program tahun ini. Untuk mewujudkan itu, LAPAS Narkotika Klas IIA Yogyakarta yang menempati area di Pakem Sleman mengadakan Program Pembinaan Kerohanian Agama Islam untuk 40 warga binaan dari blok pondok pesantren, bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII).

Program Pembinaan Kerohanian Agama LAPAS Narkotika Klas IIA Yogyakarta diselenggarakan  Jumat (11/10/2024) dibuka oleh Sambiyo, Bc.IP., S.H., M.M., mewakili  Kapala Kanwil Kementerian Hukum Dan HAM D.I. Yogyakarta. Dalam sambutan tertulisnya Kepala Kanwil Kementerian Agama Sleman menekankan arti penting program pembinaan.
”Bersyukur atas terselenggaranya program pembinaan agama Islam warga binaan Lapas Narkotika IIA Sleman bekerjasama dengan FIAI UII. Dengan program ini, harapannya warga binaan nantinya menjadi aktor dakwah di masyarakat untuk meningkatkan pemahaman agama Islam di masyarakat,” katanya.

Dorongan yang sama juga disampaikan oleh Porman Siregar SH. MH, Kepala Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta dalam sambutannya.
”Semoga dengan terselenggaranya Program Pembinaan Kerohanian Agama Islam untuk 40 warga binaan ini akan menjadikan akhlak lebih baik dan mampu membawa perubahan di masyarakat nantinya. Utamanya jika sudah keluar dari lapas dan membaur di masyarakat. Peserta akan mendapatkan sertifikat dari FIAI UII,” kata Porman. 

Dr. Asmuni, Dekan FIAI UII dalam sambutan kerjasamanya,  juga berharap warga binaan meningkatkan potensi.
”Selama ruh manusia itu baik, maka semua akan membaik. Program Pembinaan Kerohanian Agama Islam untuk warga binaan dari blok pondok pesantren ini, diharapkan akan mencetak warga binaan menjadi agen perubahan di masyarakat. Harus tetap optimis, karena bisa saja warga binaan ini memiliki potensi dan kemampuan dakwah di masyarakat yang lebih baik. Belum tentu yang bukan dari warga binaan lapas itu lebih baik dalam berdakwah, karena bisa saja lapas menjadikan kesadaran yang lebih baik. Dampaknya warga binaan yang sudah dilepas ke masyarakat justru lebih bersemangat dalam dakwah nantinya,” ujar Asmuni.

Asmuni menambahkan, bahwa kegiatan pembukaan Program Pembinaan Kerohanian Agama Islam hari ini buah dari kecerdasan Kepala Lapas Narkotika Yogyakarta, karena dilaksanakan di hari Jumat yang doa-doa akan diijabahi oleh Allah.

Pembukaan acara di lantai II LAPAS Narkotika Klas IIA Yogyakarta selain diikuti oleh 40 warga binaan dari blok pondok pesantren, dihadiri juga oleh Dr. Anton Priyo Nugroho selaku Ketua Jurusan Studi Islam UII yang memberikan keterangan di tempat yang sama.

”Program Pembinaan Kerohanian Agama Islam LAPAS Narkotika Klas IIA Yogyakarta akan dilaksanakan selama 1,5 bulan ke depan. Banyak dosen dan mahasiswa FIAI UII yang akan dilibatkan untuk pembinaan kepada warga binaan dengan metode tatap muka di lapas ini. Untuk kegiatan kali ini, beda dengan sebelumnya, karena akan ada evaluasi untuk peserta binaan,” ujar Anton.

Dalam kesempatan ini juga ditandatangani nota implementasi kerjasama antara Dekan FIAI UII dan Kepala Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta. (IPK)