YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Kuliah di Magister Teknik Industri (MTI), Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) bisa meningkatkan karir mahasiswa dan alumninya bukan isapan jempol. Peningkatan karir hingga berpindah perusahaan yang mau menggaji yang lebih besar diungkapkan alumninya.
Banggas Hanista Pahlevi, lulusan MTI UII mengungkapkan hal tersebut pada pelepasan wisudawan-wisudawati di Kampus FTI UII, Ahad (28/7/2024). Banggas merupakan salah satu dari lima lulusan MTI FTI UII yang diwisuda pada Periode VI Tahun Akademik 2023/2024. Periode ini, UII mewisuda sebanyak 970 lulusan yang terdiri dua doktor, 78 magister, 18 sarjana terapan, 868 sarjana dan empat ahli madya.
“Selama kuliah di MTI FTI UII, saya mengalami perpindahan tiga perusahaan. Di perusahaan pertama saya mendapatkan gaji kepala satu. Kemudian pindah ke perusahaan kedua, gaji kepala dua. Ketiga, saya di Freeport gaji kepala tiga,” kata Banggas.
Banggas bisa pindah ke Freeport karena memiliki kemampuan mengembangkan Metode Business Intelligence. Metode tersebut dapat menciptakan peluang, mengurangi biaya serta merangsang pertumbuhan pendapatan perusahaan.
“Proses penyusunan tesis saya mendapat bimbingan dari Pak Winda (Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Ketua Prodi MTI,red), Pak Ridwan (Ir Muhammad Ridwan Andi Purnomo, ST, MSc, PhD, IPM, dosen MTI UII) dan Pak Fahmi didorong untuk menekuni AI (Artificial Intelligence). Sebab di masa depan sangat penting dan menciptakan dashboard supply chain,” kata Banggas.
Selain itu, Banggas bercerita mengapa memilih MTI UII sebagai tempat memperoleh gelar Magister. Hal itu disebabkan bos perusahaan baja kerjasama Australia dan Jepang tempatnya bekerja lulusan MTI UII. Ada dua direksi supply chain lulusan dari MTI UII. Setelah konsultasi dengan dua direksi, Banggas disarankan melanjutkan di MTI UII.
Tetapi Banggas tidak percaya begitu saja pada saran dua atasannya tersebut. Untuk memantapkan diri, Banggas melakukan studi skoring terhadap perguruan tinggi yang memiliki Prodi Magister Teknik Industri. Di antaranya, UII, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
“Dari enam kampus itu hasil skoring saya, yang terbaik UII. Maka saya memilih MTI UII. Untuk menskore yang pertama dari harga. Dengan harga Rp 38 juta dapat gelar S2 dan kualitasnya tidak kaleng-kaleng. Apalagi sekarang sudah terakreditasi Unggul,” jelas Banggas.
Sementara Winda Nur Cahyo mengungkapkan MTI UII selalu melakukan pelepasan wisudawan-wisudawati. Dalam pelepasan para wisudawan diminta untuk mengungkapkan pengalamannya selama kuliah, kesulitan menyusun tesis, dan pengalaman kuliahnya sambil bekerja.
“Pengalaman ini dapat kami gunakan untuk mengevaluasi proses perkuliahan dan penyusunan tesis. Serta mencarikan solusi kepada mahasiswa yang sedang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studinya,” kata Winda.
Lebih lanjut Winda mengungkapkan MTI UII memiliki dua pilihan kelas yaitu Kelas Reguler dan Kelas Blended/Blok. Kelas Reguler MTI diperuntukan bagi mahasiswa yang baru lulus S1 atau ikut program Fast Track S1/S2 dengan kuliah full offline pada hari dan jam kerja. Sedangkan Kelas Blended/Blok merupakan kelas bagi mahasiswa yang bekerja.
“Kelas Blended/Blok MTI, kuliahnya hybrid yaitu online dan offline. Kuliah online dilakukan di luar jam kerja normatif . Sedang kuliah offline dilaksanakan pada pekan ke 7 lanjut Ujian Tengah Semester (UTS) dan pekan ke 14 lanjut Ujian Akhir Semester (UAS). Pada saat offline, kuliahnya Rabu dan Kamis – Jumat dan Sabtu UTS/UAS,” kata Winda.
Selain dua kelas di atas, tambah Winda, MTI UII juga memiliki tiga pilihan yaitu Kelas Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), Kelas by Research, dan Double Degree. (*)