YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Ledy Elsera Astrianty, Mahasiswi Konsentrasi Informatika Medis pada Program Studi Magister Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) berhasil kembangkan aplikasi pemantau berat badan lahir (BBL) bayi. Aplikasi buatan anak negeri ini diharapkan bisa menggantikan metode yang selama ini digunakan yang berasal dari luar negeri.
“Saat ini tatalaksana estimasi berat lahir bayi di Indonesia menggunakan model dari negara lain. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan model estimasi berat lahir dengan sampel bayi di Indonesia khususnya Yogyakarta dan Bengkulu,” kata Ledy Elsera Astrianty kepada wartawan di Kampus FTI UII, Senin (23/12/2019).
Dalam penelitian ini, Ledy Elsera Astrianty dibimbing tiga dosen dari fakultas yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Pertama, Izzati Muhimmah, ST, MSc, PhD, Ketua Program Studi Teknik Informatika, Program Magister FTI UII. Kedua, Dr techn Rohmatul Fajriyah, SSi, MSi, Dosen dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII. Ketiga, dr Yasmini Fitriyati SpOG, Staf Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran (FK) UII.
Dijelaskan Ledy, ketepatan estimasi BBL pada janin sangat penting pada kehamilan. Sebab ukuran janin yang terlalu kecil atau terlalu besar (berat tidak normal) adalah salah satu faktor penghambat persalinan (komplikasi obstetri).
Selama ini, jelas Ledy, biometri janin dengan USG diasumsikan lebih akurat dalam estimasi BBL, karena mencakup berbagai dimensi linear maupun planar dari fetus. Penerapan model estimasi BBL berbeda pada tiap populasi, karena sebuah model yang ada tidak bisa (tidak valid) diterapkan ke semua populasi.
Beberapa penelitian estimasi BBL di dunia menggunakan parameter USG yaitu Biparietal Diameter (BPD), Head Circumferencial (HC), Femur Lenght (FL), dan Abdominal Circumferencial (AC). Implementasi model regresi dipilih untuk mendapatkan suatu bentuk hubungan antara variabel yang diestimasi dengan variabel yang mempengaruhi estimasi.
“Sehingga perlu diperbaharui dan dikembangankan untuk mendapatkan validitas model estimasi BBL yang sesuai dengan populasi tertentu,” kata Ledy Elsera Astrianty.
Model yang dikembangkan Ledy berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSKIA Sadewa, Sleman dan Puskesmas Air Manjunto, Bengkulu. Penelitian dilakukan RSKIA Sadewa selama enam bulan, April-September 2019. Sedang di Puskesmas Air Manjunto dikumpulkan dari Januari 2018 sampai September 2019.
Sebelumnya, kata Ledy, telah ada penelitian yang dilakukan Mawengkang dengan sampel dari Manado. Penelitian ini menghasilkan model terpilih dengan menggunakan model regresi polinomial, sedangkan Mawengkang menghasilkan model terpilih dengan menggunakan model regresi linear berganda.
Perbedaan selanjutnya adalah penelitian ini melakukan konfirmasi antara berat lahir dari model regresi yang dibuat dengan berat lahir aktual. Selain konfirmasi penelitian ini juga melakukan validasi untuk mengetahui seberapa besar kesalahan dari model dalam melakukan prediksi (mengestimasi berat lahir bayi).
“Ke depan diharapkan agar dalam penentuan berat badan bayi di Indonesia, menggunakan rumus yang dibangun penelitian ini. Paling tidak di dua daerah yang menjadi obyek penelitian ini,” kata Ledy.