YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V, Prof drh Aris Junaidi PhD, mengapresiasi Universitas Proklamasi (UP) 45 yang telah memperhatikan mahasiswa berprestasi. UP 45 mendaftarkan mahasiswa berprestasi untuk menjadi penerima program beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah Merdeka (KIP KM).
Aris Junaidi mengemukakan hal tersebut pada wisuda Sarjana UP 45 di Yogyakarta, Rabu (2/11/2022). Saat ini, telah tercatat ada sembilan program studi (Prodi) UP 45 yang terdaftar dalam program beasiswa KIP KM.
“Total kuota beasiswa 290 mahasiswa. Ini luar biasa. Artinya, UP 45 sangat memperhatikan mahasiswa dengan prestasi akademik. Mahasiswa memiliki potensi akademik, tetapi karena orangtuanya tidak mampu membeayai maka diikutkan menjadi mahasiswa yang mendapatkan KIPKM,” kata Aris Junaidi.
Aris mengingatkan agar para wisudawan/wati yang termasuk generasi milenial dan generasi Z, telah menyandang gelar sarjana. Mereka diharapkan mampu mempergunakan peluang teknologi, menguasai ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) dan mengembangkannya. Sehingga mereka memiliki kemampuan konseptual dan kemampuan teknis untuk bersaing secara global di era saat ini.
“Ada beberapa sikap yang terus Anda miliki, seperti perlunya integritas dalam menjalankan tanggung jawab, secara konsisten dan kemampuan terbaik. Sikap lain, keberanian saat menghadapi kesulitan dan selalu bersikap optimis, berani mengambil resiko dan jangan ada rasa takut gagal. Karena kegagalan merupakan cara lain untuk terus belajar,” harapnya.
Sedang Rektor UP 45, Dr Benedictus Renny See SH, SE, MH mengharapkan wisudawan/wati menjadi pribadi kreatif dan inovatif. Selain itu, juga terus mengukir prestasi, mengharumkan nama keluarga, almamater, dan Bangsa Indonesia sebagai amal ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Rektor UP 45 mengemukakan hal tersebut saat mewisuda lulusannya di Yogyakarta, Rabu (2/11/2022). Lulusan terbaik diraih Marcellinus Gonzaga dari Program Studi (Prodi) Teknik Perminyakan dengan Indek Prestasi Komulatif (IPK) 4,0.
“Semoga ilmu yang diperoleh wisudawan/wati dapat bermanfaat sebagai bekal dalam perjuangan dan berkarya di masyarakat. Saya yakin Ananda akan menjadi penggerak pembangunan bangsa dan negara, menjadi motor, inisiator, serta mampu memberikan kontribusi dalam kerja dan pemikiran guna membangun serta memberi solusi, terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat,” harap Benedictus Renny See.
Pandemi Covid-19, kata Benedictus Renny See, telah mengajarkan banyak hal kepada manusia di berbagai sektor seperti kesehatan, sosial, dan ekonomi. Banyak orang meninggal dunia, perusahaan gulung tikar, banyak pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). “Namun demikian mentari tetap bersinar. Selepas hujan badai, kita percaya matahari akan terbit lagi,” ujarnya.
Pandemi, tambah Renny See, juga membuka peluang-peluang baru. Di antaranya, majunya penjualan dunia online, tumbuhnya perusahaan startup, inovasi digital lainnya. Pandemi juga mengantarkan manusia hidup di era globalisasi, dan digitalisasi sebagai akibat kemajuan di bidang teknologi informasi.
“Kepada anak-anak, teruslah belajar dan mengikuti dan beradaptasi dengan teknologi. Temukan inovasi baru yang selaras dengan perkembangan zaman agar kita tidak tertinggal dan menjadi pioneer,” tambahnya.
Sebagai lulusan UP 45, harap Renny See, wisudawan/wati harus bangga dan yakin mampu bersaing tidak hanya di tingkat regional, tetapi nasional atau bahkan internasional. Serta mampu menciptakan kreativitas dan inovasi di berbagai ilmu pengetahuan sesuai yang saudara geluti selama ini.
Sementara lulusan terbaik, Marcellinus Gonzaga ST dari Prodi Teknik Perminyakan kini telah diterima di perusahaan swasta di Jakarta. Keberhasilan ini diraih karena kerja keras dan support dari UP 45 dalam beberapa tahun terakhir, doa orang tua, ilmu dari dosen dan pembimbing Hapsari Wulandari.
Bersaing dengan mahasiswa dari perguruan tinggi ternama merupakan waktu yang tepat untuk menunjukkan kualitas diri Gonzaga di level nasional maupun internasional sebagai alumni yang bisa membanggakan almamater.
“Keikutsertaaan di Pilmapres (Pemilihan Mahasiswa Berprestasi) membuktikan bahwa almamater saya (UP 45) mampu berada di peringkat 10 besar secara nasional. Saya menjadi peringkat delapan pada Pilmapres tahun 2020,” kata Gonzaga.
Kesempatan lain, lanjut Gonzaga, mengikuti kompetisi karya ilmiah tingkat mahasiswa, baik nasional dan internasional. Baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. “Menurut saya modal paling penting dalam kompetisi mahasiswa tingkat nasional dan internasional, adalah kemauan. Saya selalu yakin pada dua prinsip yaitu di mana ada kemampuan di situ ada jalan, dan di mana ada kemauan di situ ada jalan,” ujarnya. (*)