SLEMAN — Tujuh mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) melakukan praktek mengajar di Thailand dan Philipina. Mereka adalah Zahra Mujahida (2014), Tufia Nurfitriani Febri (2014), Shoviah Faradillah (2014), Iluk Nailurrohmah (2015), Suaebatul Aslamiah (2015), Afianti Riski Aminudin (2015), dan Nadia Aprilia (2015).
Dijelaskan Kaprodi Pendidikan Kimia, Prof Riyanto PhD, ketujuh mahasiswa tersebut melakukan praktek mengajar selama satu bulan mulai Jumat-Senin (13/1-13/2/2017). Ketujuh mahasiswa ini mengkuti program South East Asia (SEA)-Teacher Project yang dilaksanakan The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO).
Lebih lanjut Riyanto mengatakan mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia mengajar mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). “Dua tahun ini, mahasiswa kami diterima di Thailand dan Philipine. Tahun kemarin mengirim tiga mahasiswa, dan tahun ini mengirim tujuh. Mereka mengajar di bidang sains kimia dan matematika,” kata Riyanto kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (14/2/2017).
Program SEA -Teacher Project, kata Riyanto, memang dikhususkan bagi mahasiswa yang dipersiapkan sebagai guru. Program ini memberikan pengalaman bagi mahasiswa mengajar di negara-negara ASEAN. Indonesia juga menerima mahasiswa dari negara ASEAN untuk praktek mengajar di sekolah-sekolah di sini.
Keuntungan program ini, kata Riyanto, pertama, mahasiswa memiliki pengalaman mengajar di negara lain dengan Bahasa Inggris. Kedua, mahasiswa UII bisa berinteraksi dengan masyarakat ASEAN. Ketiga, mahasiswa bisa belajar tentang budaya negara-negara ASEAN.
Setelah pulang, ujar Riyanto, mahasiswa lebih disiplin, berinovasi dalam media dan metode mengajar. Sehingga pengalaman ini diharapkan bisa digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di Indonesia.
Untuk bisa mengikuti praktek mengajar di negara ASEAN, mahasiswa mendaftar ke panitia SEAMEO. “Kita mengajukan daftar nama mahasiswa yang berminat dan SEAMEO yang menyeleksi. Setelah lolos baru kita berangkatkan. Untuk beaya mengikuti program ini tempat tinggal gratis ditanggung negara tujuan. Pemberangkatan ditanggung universitas meliputi transport, beaya hidup di sana,” katanya.
Persyaratan agar bisa diterima di antaranya, bisa berbicara dalam Bahasa Inggris, pengalaman mengajar, pengalaman berorganisasi. Program ini sama seperti praktek mengajar, tetapi ini dilaksanakan di luar negeri.
Plt Rektor UII, Dr Ing Ilya Fadjar Maharika MA IAI mengatakan pengiriman mahasiswa ke luar negeri merupakan salah satu upaya UII dalam melakukan internasionalisasi mahasiswa. Sehingga para mahasiswa dapat menggali pengalaman lebih luas dari negara lain.
“Saya berharap setelah mengikuti program ini mahasiswa memiliki mental baja. Saya melihat guru bukan hanya transfer knowledge saja. Tetapi harus bisa menjadi duta Islam, duta Indonesia, dan ilmu yang dimiliki berguna untuk masyarakat yang membutuhkan.” kata Ilya.
Penulis : Heri Purwata