YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga kualitas air bersih. Mereka melakukan edukasi terhadap masyarakat wilayah Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Tim KKN PPM Sub Unit C terdiri dari Novira Riski Herdian (Fisika), Najma Ayu (Geografi), Tiara Indah Pratiwi (Fisipol), Dimitrio Diaz (Teknik Pertanian), Putu Kuncoro Jati (Matematika), dan Hafidh Nurdiansyah (SV). Mereka melakukan pemetaan lokasi sumur dengan mendatangi dan mendata keberadaan sumur di setiap dusun di Desa Majasem.
Informasi tentang sumur diperoleh dari data sekunder berupa arsip data yang disediakan kantor Desa Majasem. Arsip data tersebut mencakup lokasi relatif dari setiap sumur yang tersedia. Berdasarkan informasi tersebut, survei lapangan dilakukan pada akhir Januari 2024 untuk mengumpulkan data koordinat dengan mendatangi lokasi-lokasi di mana sumur tersebut berada.
Novira mengungkapkan hasil survei menunjukkan terdapat 22 sumur dengan kedalaman rata-rata 120 meter yang tersedia di Desa Majasem, baik itu untuk pertanian maupun air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Titik-titik koordinat yang telah diperoleh diinput ke dalam peta yang memuat batas administratif Desa Majasem menggunakan bantuan aplikasi ArcGIS 10.8.
Setelah dilakukan penginputan titik koordinat, dilakukan simbolisasi dan layouting sebagai tahap akhir dalam proses pemetaan. “Upaya tersebut ditujukan untuk menghasilkan peta yang menampilkan Distribusi Sumur Air Bawah Tanah di Desa Majasem,” kata Novira.
Pengecekan Fasilitas Air
Selain pemetaan, mahasiswa KKN-PPM UGM Kelana Kendal juga melakukan pengecekan fasilitas air meliputi kondisi sumur, kualitas air, dan survei pengguna sumur. Analisis data pengecekan kualitas air dilakukan dengan pengambilan sampel yang diminta dari rumah ke rumah. Terdapat lima sampel sumur bor minum yang diambil sampelnya sebanyak 3 kali. Sampel air tersebut dianalisis menggunakan water meter dengan parameter suhu ambien, tingkat kekeruhan (TDS), tingkat keasaman (pH), dan kadar konduktivitas (EC). Hasil pengecekan kemudian direkomendasikan kepada pemerintah desa untuk ditindaklanjuti.
Kegiatan ini mendapatkan respon positif baik dari masyarakat maupun internal tim KKN PPM UGM Kelana Kendal. Hal ini sebagaimana diutarakan oleh Faiza Ulinnuha, selaku Koordinator Kormater Saintek. Menurutnya, pemetaan lokasi sumur dan pemeriksaan fasilitas air adalah langkah penting dalam memastikan akses yang layak dan aman terhadap air bersih bagi masyarakat. Inisiatif ini menunjukkan kepekaan dan komitmen dari mahasiswa KKN-PPM UGM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjaga kesehatan publik,” ujarnya.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN-PPM UGM, Ir. Atus Syahbudin, SHut, MAgr, PhD, IPU, mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memitigasi hal-hal yang diperlukan selanjutnya. Sebab, sumur di Desa Majasem sangat sedikit dan sangat dalam yang menandakan daerah desa rawan akan kekeringan.
Beradasar data hasil survei mahaisswa KKN UGM, Atus menyebutkan Desa Majasem memiliki kerawanan terhadap kekeringan. Hal tersebut dibuktikan pengeboran sumur perlu hingga kedalaman ratusan meter dan tidak semua titik rumah memiliki sumur sendiri.
Atus berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan memberikan informasi mengenai kondisi, lokasi, dan distribusi sumber air di sekitar mereka. Hal ini akan mempermudah masyarakat dalam mengakses sumber air bersih yang tersedia. Dengan begitu, masyarakat dapat mengelola dan memanfaatkannya secara lebih efektif untuk kebutuhan sehari-hari. (*)