YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — M Darmawan, mahasiswa Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta mengajak mahasiswa mau menggeluti dunia jurnalistik untuk menjaga kebenaran informasi. Sehingga mahasiswa dapat berperan dalam mengontrol kebijakan pemerintah melalui gagasan yang berdasarkan data.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (9/4/2020). M Darmawan alias Awan menjadi kontributor Majalah Triwulanan MATABUDAYA milik Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Majalah MATABUDAYA, kata Awan, merupakan majalah kronika kebudayaan triwulanan. Untuk menjadi kontributor, ia mendapat pelatihan menulis konten dalam sistem editorial keredaksian majalah MATABUDAYA. “Pengalaman menjadi jurnalis ini teramat berharga, terlebih pendamping dan pengawas dari Dinas Kebudayaan sangat terbuka saat ditanya tentang jurnalistik,” kata mahasiswa semester empat FISIPOL ini.
Pengalaman mengikuti pelatihan jurnalistik ini menjadi motivasi tersendiri untuk terus mengasah kemampuan jurnalistiknya. Ia juga bergelut dengan Komunitas Rantau Berkarya yang fokus pada bidang karya tulis menambah minatnya untuk terus berkarya.
Beberapa tulisannya juga sudah pernah dimuat pada Buku Antologi Pemikiran terbitan Balai Bahasa Yogyakarta. Awan menyumbangkan tulisan berjudul Menangkis Intoleransi melalui Bahasa dan Sastra. Bahkan belum lama ini, essay yang ditulisnya juga lolos dan akan dibukukan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta.
“Setelah mendapatkan informasi ada penulisan, saya coba-coba sekaligus ingin mengaplikasikan hasil belajar di kelas jurnalis yang saya pernah ikuti sebelumnya. Sehingga bisa menulis satu tulisan essay dan akan dibukukan,” katanya.
Di masa pandemi Covid-19, lanjut Awan, tidak menyurutkan semangatnya untuk terus menulis. “Proyeksi ke depan berkaitan tentang jurnalistik, setidaknya saya harus bisa mengembangkan website Komunitas Rantau Berkarya, di samping saya sekarang juga mau mengelola website Sosiologi. Saya berharap di tengah gencarnya informasi yang tidak bisa dikontrol ini, teman-teman mahasiswa harus berdiri untuk menghasilkan karya tulis yang bagus,” kata Awan.
Wakil Rektor III, Puji Qomariyah, SSos, MSi, mengungkapkan budaya literasi di tengah keterbukaan informasi harus terus dipupuk. Menulis adalah salah satu cara membuka diri utk sadar literasi, karena dengan menulis pasti mau membaca. Mahasiswa yang ikut dalam dunia jurnalistik pasti akan memiliki etika dalam menulis sehingga dapat menghindari plagiasi.
“Pers mahasiswa berkorelasi signifikan dengan budaya literasi. Oleh karena itu setiap kampus akan terbantu dengan adanya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jurnalistik. Melalui wadah UKM mahasiswa bisa menjadi bagian dari citizen journalism,” tutur Puji.
Sementara itu Paharizal, SSos, MA, Ketua Prodi Sosiologi menegaskan, manusia dituntut memiliki kemampuan ganda atau multitasking pada era revolusi industri 4.0. Begitu juga dengan mahasiswa Sosiologi UWM yang dituntut tidak hanya duduk di perpustakaan atau membuka gawai membaca referensi yang ada.
Mahasiswa harus mampu menuangkan pemikirannya dalam bentuk karya-karya yang dapat mengedukasi masyarakat. “Kegiatan yang dilakukan Awan adalah suatu bentuk dari kemampuan multitasking yang harus terus dikembangkan sehingga dapat mendekatkan mahasiswa dengan realitas sosial,” tutup Paharizal.