YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Alda Bella Oseansky, Mahasiswi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) meraih gelar Master of Business Administration (MBA) di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST). Alda Bella Oseansky merupakan salah satu mahasiswi yang mengikuti Program Double Degree di NTUST.
“Alhamdulillah, Alda Bella Oseansky telah menyelesaikan penelitian dan berhasil meraih gelar MBA. Memang yang dari NTUST Taiwan gelarnya adalah MBA, meski teknik,” kata Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII di Yogyakarta, Selasa (21/5/2024).
Lebih lanjut Winda menjelaskan gelar Master of Business Administration (MBA) itu, sesuai dengan hukum Taiwan dan diakui secara internasional sebagai tingkat siklus pertama pendidikan tinggi. “UII mengakui 12 kredit NTUST dan Tesis Master (setara 14 SKS) berdasarkan transkip kredit yang diberikan NTUST dan memberikan gelar Magister Teknik tanpa pekerjaan tambahan bagi mahasiswa,” kata Winda.
Alda, tambah Winda, juga tercatat sebagai mahasiswa yang mengikuti jalur Fast Track S1 ke S2. Saat ini, Alda sedang mempersiapkan diri kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar S2 keduanya yaitu Magister Teknik dari Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII. “Kerjasama UII dan NTUST sudah dilakukan sejak tahun 2018,” tambah Winda.
Alda Bella Oseansky menyelesaikan pendidikan Master di NTUST dengan judul tesis Changing User Behavior To Minimize Fashion Waste (Mengubah Perilaku Pengguna untuk Meminimalkan Pemborosan Mode). Tesis yang dibimbing Prof Tsai Chi Kuo memfokuskan merubah perilaku dan niat manusia yang selalu melakukan pembelian produk fashion secara berlebihan dan membeli produk dari brand Fast Fashion menjadi lebih peduli lingkungan dengan cara mengkonsumsi produk secara thrifting (hemat).
Saat ini limbah produk fashion terus meningkat. Hal tersebut diakibatkan oleh manusia yang selalu melakukan impulsive buying. Menurut data PBB, lebih dari 100 miliar unit pakaian diproduksi di seluruh dunia pada tahun 2015 dan lebih dari 22 juta ton pakaian bekas dibuang ke laut sejak tahun 2015 hingga 2050.
“Fast fashion menghasilkan limbah sebanyak 20% dari total limbah yang dihasilkan secara keseluruhan. Tren pada global fashion diperkirakan akan terus meningkat. Limbah fashion sangat berdampak pada kondisi lingkungan sehingga perlu meminimalisirnya,” kata Alda.
Menurut banyak orang, kata Alda, fashion sangat penting dan tidak bisa dihentikan. Karena itu, salah satu cara untuk mengatasi limbah fashion dengan merubah perilaku konsumsi produk fashion menjadi mengkonsumsi produk fashion thrifting.
Alda telah melakukan penelitian dengan tiga percobaan dengan skenario intervensi yang berbeda setiap percobaannya. Hasilnya, percobaan dengan memberikan informasi terkait budaya thrifting di negara luar selain Indonesia.
“Percobaan ini dapat memengaruhi perilaku manusia dengan meningkatkan keinginan dan perilaku mereka dalam mengkonsumsi produk thrifting. Sehingga dapat diasumsikan percobaan ini dapat membantu meminimalisir limbah fashion,” tandas Alda. (*)