YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Putri Amalia, mahasiswi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) berhasil mengembangkan mesin pencacah botol plastik, P+usTreat (baca: PlusTreat). Mesin sebesar dan seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bisa mencacah botol plastik ukuran 600 ml menjadi chip atau cacahan plastik yang siap digunakan untuk membuat produk daur ulang.
“Mesin ini diberi nama P+usTreat. Kapasitas 1.068 botol kemasan 600 ml dan hasil cacahan botol plastik untuk mensuplai industri daur ulang plastik,” kata Putri Amalia yang didampingi Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII dalam press conference secara virtual, Rabu (9/6/2021).
Dijelaskan Putri, saat ini di Indonesia sudah ada dua merek mesin serupa. Namun dua mesih tersebut hanya mengumpulkan botol plastik dan belum ada alat pencacahnya. Sehingga untuk menampung botol-botol yang masih utuh tersebut membutuhkan tempat yang luas. “Harga dua mesin merek lain tersebut berkisar Rp 200-250 juta,” kata Putri.
Sedang P+usTreat, kata Putri Amalia, sudah dilengkapi dengan mesin pencacah yang hasilnya berupa chip. Sehingga tidak membutuhkan tempat luas karena botol sudah menjadi cacahan platik. “Perbandingan harga jauh lebih terjangkau dibanding dua brand yang sudah ada. P+usTreat di bawah Rp 1 juta,” katanya.
P+usTreat, jelas Putri, telah meraih sejumlah penghargaan. Di antaranya, menjadi program inkubasi UII, Boot Camp yang diselenggarakan INOTEK Foundation, menjadi 50 besar pada the Circular Innovation Jam Indonesia, menjadi finalis pada kompetisi Ending Plastic Pollution Innovation Challenge (EPPIC).
Selain itu, juga menjadi progam inkubasi pada Vietnam Silicon Valley. Kemudian menjadi 2nd runner up pada International Biotechnology Competition and Exhibition yang digelar University Universiti Teknologi Malaysia (UTM), runner up pada Asean Entrepreneurship Hackathon, serta menjadi 12 besar pada the Plastic Innovation Pra-Incubation Program oleh World Wide Fund for Nature (WWF).
Sementara Winda Nur Cahyo mengatakan prototipe mesin P+usTreat sudah ada. Prestasi ini mengantarkan Putri Amalia meraih beasiswa double degree dari Magister Teknik Industri (MT) dan National Taiwan University of Science and Technology (NTUST). “Peneltian ini akan dikembangkan dan menjadi program di NTUST,” kata Winda.