YOGYAKARTA — Desain Thinking merupakan mata kuliah baru yang diajarkan di perguruan tinggi di dunia satu dekade belakangan. Mata kuliah ini mengajarkan teori dan praktek untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang mengajarkan mata kuliah Desain Thinking adalah Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta. Mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa sejak semester 1 dimaksudkan agar mahasiswa terbiasa dengan mencari permasalahan yang dihadapi masyarakat dan memecahkannya.
Demikian diungkapkan M Andri Setiawan PhD, dosen FTI UII kepada wartawan di Yogyakarta, Jumat (11/8/2017). Mata kuliah Desain Thinking ini telah diterapkan di FTI UII sejak tahun ajaran baru 2016/2017 lalu. “Pada semester pertama, mahasiswa diminta untuk membuat paper tentang permasalahan yang dihadapi masyarakat. Selanjutnya, pada semester kedua, mahasiswa diminta untuk membuat software pemecahan permasalahan,” kata Andri.
Andri mencontohkan permasalahan di masyarakat yaitu sepeda motor yang sering macet. Ternyata setelah dicek bengkel, kemacetan akibat busi yang kotor. Bengkel kemudian memberi solusi untuk mengganti busi yang baru.
Namun di lain waktu, motor tersebut macet lagi dan si pemilik membawa ke bengkel yang sama. Solusinya, mengganti busi dan motor bisa jalan kembali. “Mata kuliah desain thinking tidak hanya mengatasi pada busi kotor dan menggantinya dengan busi baru. Tetapi mencari akar permasalahan mengapa busi itu bisa kotor,” kata Andri.
Lebih lanjut Andri menjelaskan, desain thinking merupakan sebuah metode pendekatan pada proses desain yang menawarkan solusi dalam memecahkan sebuah masalah. Metode pendekatan ini banyak mempengaruhi cara pengambilan keputusan yang nantinya menghasilkan sebuah ide baru dan inovatif.
Selama ini, kata Andri, kebanyakan inovator menciptakan sebuah inovasi dalam bidang teknologi tanpa memikirkan kegunaan dan pendekatannya terhadap pengguna dalam membantu menemukan solusi untuk suatu masalah. “Pebuatan software melalui pendekatan permasalahan. Mahasiswa semester dua diminta untuk wawancara dengan stakeholder dan menemukan permasalahan serta menciptakan solusi berupa software,” kata Andri.
Salah satu kelompok mahasiswa FTI yang berhasil menciptakan software dengan mengikuti mata kuliah desain thinking adalah Sabika Amalia, Vebri Satriadi, Novi Setiani, dan Fionna Saphira Farhani. Keempat mahasiswa ini berhasil menciptakan aplikasi unibook untuk mempermudah mahasiswa meminjam buku di perpustakaan.
Dijelaskan Sabika, kesulitan kerap terjadi di kalangan mahasiwa UII dalam aktivitas pinjam meminjam buku di Perpustakaan Pusat UII. Di antaranya, kesulitan menemukan buku yang dicari, buku yang ada ternyata sudah dipinjam mahasiswa lain. “Dengan software yang menggunakan metode pendekatan desain thinking, mahasiswa bisa membooking buku yang akan dipinjam satu sebelum sampai ke perpustakaan,” kata Sabika.
Untuk menciptakan softwarenya, kata Sabika, wawancara dan observasi terhadap pengguna perpustakaan dan studi kepustakaan. “Menggunkn pendekatan desain thinking yang mengedepankan aspek user centered desaign maka dikembangkan sebuah mobile application UniBook. Aplikasi ini bisa membantu dan mempermudah mahasiswa dalam berbagai aktivitas pinjam meminjam di Perpustakaan Pusat UII,” kata Sabika.
Makalah Sabika dan kawan-kawan yang berjudul ‘Rancang Purwarupa Aplikasi UniBook Menggunakan Metode Pendekatan Design Thinking’ berhasil lolos ke Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATi), 5 Agustus 2017 lalu. “Panitia SNATi menerima 92 makalah, setelah diseleksi ada 48 diterima. Sedang 37 makalah dipresentasikan, termasuk karya Sabika dan kawan-kawan,” kata Andhik Budi Cahyono ST, MT, dosen FTI UII.