Menggaet Wisatawan untuk Tingkatkan Pajak Daerah Kulon Progo

Uji W Purnomo. (dokumen pribadi)
Uji W Purnomo. (dokumen pribadi)

Oleh : Uji W Purnomo *)

KULON PROGO merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kulon Progo memiliki berbagai destinasi wisata yang memukau. Mulai dari pegunungan yang menyejukkan, pantai yang eksotis, situs-situs sejarah yang kaya akan cerita, hingga desa-desa wisata yang dapat menyuguhkan romantisme suasana khas pedesaan bagi para wisatawan.

Bacaan Lainnya

Salah satu wisata pegunungan yang cukup menarik adalah Kebun Teh Nglinggo Terletak di ketinggian sekitar 800-900 meter di atas permukaan laut. Kebun Teh Nglinggo menawarkan pemandangan hijau yang menenangkan. Wisatawan dapat menikmati udara segar sambil berjalan-jalan di antara hamparan kebun teh yang luas.

Selain kebun teh, ada Puncak Suroloyo yang merupakan salah satu titik tertinggi di Pegunungan Menoreh. Dari sini, pengunjung dapat menyaksikan panorama alam yang luar biasa, termasuk pemandangan Candi Borobudur dari kejauhan saat cuaca cerah.

Untuk wisata pantai, Kulon Progo memiliki Pantai Glagah yang terkenal dengan laguna dan dermaga panjangnya. Wisatawan dapat menikmati berbagai aktivitas seperti berperahu, memancing, atau sekadar bersantai menikmati keindahan matahari terbenam.

Selain itu, masih ada Pantai Trisik yang menawarkan suasana yang lebih tenang dan alami. Selain menikmati pemandangan laut, pengunjung juga dapat melihat aktivitas nelayan setempat dan mengunjungi konservasi penyu.

Selanjutnya, ada tempat wisata yang memiliki nilai sejarah dan mitologi yang tinggi yaitu Goa Kiskendo. Goa ini dipercaya sebagai tempat pertarungan antara Subali dan Sugriwa dalam cerita Ramayana. Di dalam goa, terdapat relief-relief yang menggambarkan kisah tersebut.

Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana yang tenang ditingkahi gemericik air, terdapat bendungan/waduk yang dapat disinggahi antara lain: Waduk Sermo dan Bendungan Kamijoro. Bendungan Kamijoro bukan hanya berfungsi sebagai irigasi, tetapi juga menjadi destinasi wisata sejarah.

Bendungan ini dibangun pada masa kolonial Belanda dan masih berfungsi hingga kini. Pada tahun 2016 sampai dengan 2018, pemerintah pusat melakukan renovasi Bendungan Kamijoro dengan nilai Rp 229 miliar yang berada di bawah tanggung jawab satuan kerja Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Proyek ini telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 31 Desember 2019 yang lalu.

Fungsi Bendung Kamijoro selain sebagai suplai air irigasi untuk mengairi sawah seluas 2 ribu hektar, juga digunakan sebagai sumber air baru bagi masyarakat Bantul, Kulon Progo hingga Kota Yogyakarta. Di sebelah barat bendungan terdapat taman dan fasilitas olah raga berupa lapangan bulu tangkis, sepak bola dan voli yang dapat digunakan masyarakat untuk berolah raga maupun bersantai.

Hal yang unik dari Bendungan Kamijoro adalah terdapat jalan pintas seperti jembatan yang dapat dilintasi kendaraan roda 2 di atas bangunan bendungan. Jalan ini merupakan penghubung antara kabupaten Bantul dan Kulon Progo sehingga memudahkan akses masyarakat dari Bantul menuju ke Kulon Progo atau sebaliknya.

Untuk wisatawan yang ingin menikmati suasana alam pedesaan yang tenang, dapat mengunjungi beberapa desa wisata yang ada di Kulon Progo. Terdapat kurang lebih 23 desa wisata yang menawarkan keunikannya masing-masing.

Menurut data jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang dikeluarkan Dinas Pariwisata Provinsi DIY (laman web Statistik Kepariwisataan DIY Tahun 2023 – Situs Resmi Dinas Pariwisata DIY (jogjaprov.go.id), terdapat 23.394.039 wisatawan nusantara yang mengunjungi berbagai tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tertinggi mengunjungi Kota Yogyakarta dengan jumlah wisatawan sebanyak 4.488.761 atau 19,18%. Sedangkan kunjungan wisatawan terendah terdapat pada Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah wisatawan sebanyak 1.912.148 orang atau 8,17%.

Kehadiran wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo menjadi penyumbang utama realisasi pajak daerah pada tahun 2023 sebesar Rp 96,6 miliar dari target pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp 114,6 miliar. Realisasi pajak daerah tersebut adalah 29,8% dari total Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2023 sebesar Rp 324 miliar.

Pajak daerah menjadi salah satu andalan penerimaan Kulon Progo yang antara lain berasal dari pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan. Pajak-pajak tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya wisatawan yang datang mengunjungi Kulon Progo.

Berdasarkan data BPS tahun 2023, kunjungan wisatawan terbanyak adalah jenis Wisata Kota & Pedesaan sebanyak 34,49%. Kemudian sebanyak 26,55% memilih Wisata Bahari, 25,03% memilih Wisata Sejarah/Religi dan 24,07% memilih Wisata Kesenian.

Hal ini tentunya menjadi peluang bagi Kulon Progo untuk dapat menggaet lebih banyak wisatawan mengingat hampir semua potensi wisata tersebut telah dimiliki Kabupaten Kulon Progo.

Masih menurut data BPS, dilihat dari moda transportasi yang dipergunakan wisatawan menuju DI Yogyakarta, paling banyak menggunakan kendaraan pribadi yaitu sebesar 51,91%. Sedangkan yang menggunakan transportasi udara sebanyak 6,94%. Untuk wisatawan yang menggunakan pesawat udara melalui Bandara Yogyaakarta International Airport (YIA) maupun yang menggunakan kendaraan pribadi dan berasal dari sebelah barat Provinsi DI Yogyakarta.

Mereka hampir dapat dipastikan akan melewati Kulon Progo apabila akan menuju Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Ini tentunya menjadi peluang bagi pemerintah daerah dan pengelola wisata Kulon Progo untuk menggaet wisatawan tersebut agar tidak sekedar melintasi Kulon Progo. Melainkan wisatawan tersebut perlu ‘dirayu’ dengan berbagai macam cara agar mau singgah di Kulon Progo.

Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kulon Progo. Pertama, pengembangan atraksi atau even terkait wisata atau non wisata. Misalnya even olah raga, even musik, budaya dan kesenian. Ini tentu akan mengundang masyarakat untuk berkunjung ke kegiatan ini.

Kedua, peningkatan akses ke tempat wisata misalnya dengan memperbaiki infrastruktur transportasi seperti jalan sehingga memudahkan wisatawan untuk mencapai destinasi wisata. Sejatinya sarana jalan sudah cukup mulus, namun terdapat beberapa ruas jalan terutama di daerah pegunungan yang masih cukup terjal dan sempit sehingga bisa membahayakan bagi wisatawan yang belum mengenal kondisi jalan.

Ketiga, promosi dan pemasaran menggunakan media sosial, website, dan kampanye iklan untuk mempromosikan destinasi wisata. Tidak hanya pelaku wisata, pemerintah daerah perlu lebih gencar mengadakan kegiatan ini. Keempat, peningkatan fasilitas umum yang memadai seperti toilet, tempat istirahat, dan pusat informasi wisata.

Kelima, pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata, memberikan pelatihan dan edukasi tentang pentingnya pariwisata, serta meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan keramahan. Keenam, kerja sama dengan pihak swasta dengan mengajak investor untuk berinvestasi dalam pembangunan fasilitas wisata dan infrastruktur pendukung.

Setelah berbagai strategi tersebut diterapkan tentunya diharapkan akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kulon Progo. Dari banyaknya kunjungan wisatawan tersebut tentu akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat. Termasuk tentunya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kulon Progo, khususnya yang berasal dari pajak daerah.

Kulon Progo memang memiliki potensi wisata yang luar biasa. Dengan keindahan alam dan kekayaan sejarahnya, kabupaten ini tentu harus lebih menyiapkan diri dalam menyambut wisatawan dari berbagai penjuru nusantara. Jadi, kapan Anda berencana kunjungi Kulon Progo?

*) Pegawai KPPN Wates

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *