BANTUL — Warga Desa Terong dan Jatimulyo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul mendapat pelatihan untuk mengenali dua penyakit tidak menular (PTM), diabetes mellitus (DM) dan hipertensi. Pelatihan dilakukan dengan mengoptimalisasi peran Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).
Dijelaskan Dimas Adhi Pradana, MSc, Apt dari Prodi Farmasi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA), berdasarkan survei di dua desa tesebut, dalam tiga tahun terakhir jumlah penderita dua penyakit tersebut semakin meningkat. “Kesadaran masyarakat juga masih rendah untuk mengenali faktor risiko kedua penyakit tersebut,” kata Dimas kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (30/10/2017).
Pelatihan ini merupakan rangkaian dari program Ipteks Bagi Masyarakat (IBM) Kemenristek Dikti tahun 2017. Tim yang diketuai Dimas merupakan salah satu pemenang hibah ini dan dialokasikan untuk Desa Terong dan Jatimulyo. Proposalnya berjudul “IBM Desa Terong dan Jatimulyo dalam Pengelolaan Hipertensi dan Diabetes Melitus.”
Lebih lanjut Dimas mengatakan dewasa ini, Indonesia masih mengalami masalah besar dengan meningkatnya angka penderita penyakit diabetes mellitus (DM) dan hipertensi. Lokasi tempat tinggal yang terpencil dan jauh dari Puskesmas turut berperan dalam sulitnya pengelolaan penderita penyakit tersebut.
Desa Terong dan Jatimulyo, kata Dimas, merupakan wilayah Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul yang berlokasi di pegunungan kidul. Medan yang berada di pegunungan, tampaknya cukup menghambat akses pelayanan kesehatan. Hal tersebut berdampak belum terlaksananya program pengelolaan penyakit tidak menular (PTM), diabetes mellitus (DM) dan hipertensi di wilayah tersebut.
Berdasarkan survai awal, terjadi peningkatan data penderita DM dan hipertensi dalam tiga tahun terakhir. Di samping itu, kesadaran masyarakat juga masih rendah untuk mengenali faktor risiko kedua penyakit tersebut.
Melalui program Ipteks Bagi Masyarakat (IBM) Kemenristek Dikti tahun 2017, Dimas dan kawan-kawan telah melaksanankan beberapa program untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Pelaksanaan program pengabdian dilaksanakan dalam kurun waktu April sampai Oktober 2017 dan bekerjasama dengan pemerintah Desa Terong dan Jatimulyo serta berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.
Tahap pertama adalah pembentukan Posbindu dan memberi pelatihan calon kader Posbindu. Pelatihan dilakukan dengan metode “Cara Belajar Kader Aktif’ (CBKA), cooperative learning, case based learning dengan materi tentang penyelenggaraan Posbindu.
Selain itu, calon kader juga dilatih untuk pengukuran faktor risiko, deteksi dini, pengelolaan penyakit hipertensi dan DM, pengobatan herbal, serta teknik konseling dasar agar kader dapat menjadi motivator gaya hidup sehat dan konselor warga desa. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat juga diberikan media edukasi yang informatif tentang penyakit hipertensi dan DM.
Kelengkapan lain, pengadaan beberapa alat kesehatan seperti tensimeter, stetoskop, timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, midline, alat analisis lemak tubuh, kit pengukur glukosa dan kolesterol darah, serta modul pintar kader yang dipergunakan di Posbindu. “Pembukaan Posbindu pada dua desa tersebut diharapkan menjadi percontohan untuk wilayah lainnya di Kecamatan Dlingo,” kata Dimas.