YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Alquran merupakan Wahyu Illahi yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia. Karena itu pembacaan Alquran mengandung dua dimensi yaitu Illahi dan Basyari. Pembacaan dengan dimensi Basyari memudahkan manusia memahami isi Alquran.
“Alquran itu tidak bisa dipahami kalau hanya menggunakan dimensi Illahi saja. Sehingga dibutuhkan upaya untuk membumikan Alquran dengan dimensi Basyari agar manusia bisa memahami dan mengamalkannya,” kata Prof Dr Aksin Wijaya, MA, Sabtu (12/3/2022).
Lebih lanjut Prof Aksin Wijaya yang berbicara di Studium Generale pada Program Studi (Prodi) Ilmu Agama Islam Program Magister (IAIPM) dan Prodi Hukum Islam Program Doktor (HIPD), Universitas Islam Indonesi (UII) dalam membumikan Alquran dibutuhkan kontekstualisasi dan eksistensi. Alquran berbicara tentang apa-apa yang terjadi di Arab, sehingga ayat-ayatnya mencantumkan buah-buahan yang ada di Arab.
“Seperti Watini wazaitun…. dalam Surat At-Tin atau surat ke-95 dalam Al-quran. Pohon buah tin sudah ditanam di Arab 4.000 tahun lebih. Tetapi ini untuk membumikan Alquran agar mudah dipahami dan diamalkan,” kata Aksin Wijaya.
Menurut Aksin Wijaya, hampir 90 persen tema Alquran sudah beredar di masyarakat Arab. “Rukun Islam, zakat, puasa, haji sudah ada di masyarakat Arab. Hal yang belum ada adalah kehidupan di akherat. Itulah pesan yang dibawa Alquran,” kata Aksin.
Sementara Ketua Prodi HIPD Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII, Dr Yusdani mengatakan studium general mahasiswa Magister dan Doktor ini mengangkat tema ‘Pembacaan dan Pembumian Pesan Pesan Alquran dalam Masyarakat Era 5.0.’ Tema ini urgen dilakukan oleh para mahasiswa Magister dan Doktor FIAI UII serta masyarakat muslim pada umumnya.
“Sebab dalam kehidupan masyarakat yang berpusat pada manusia membutuhkan model pembacaan dan sekaligus Pembumian Pesan Alquran secara kontekstual dan bertanggung jawab baik secara akademis maupun secara agama,” kata Yusdani.
Dengan pembacaan dan pembumian, kata Yusdani, Alquran mudah diamalkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan manusia. Sehingga manusia bisa mempersiapkan kehidupan di akherat.