KULONPROGO, JOGPAPER.NET — “Pemerintah Kalurahan Kedundang, siap mendukung suksesnya Rempah Merah Nusantara (RMN) sebagai panggung pelajar dan mahasiswa mengasah talenta. Bagi kami, program yang diprakarsai Badan Koordinasi Paguyuban Kulonprogo (BAKOR PKP) Jakarta ini sangat bagus, dan sangat menyentuh banyak dimensi. Oleh karenanya kami tanpa ragu sangat mendukung.”
Itulah statemen Abdul Rosyid, ST, Lurah Kedundang, Kapanewon Temon seusai diskusi persiapan peluncuran Rempah Merah Nusantara di kantornya, Selasa (30/8/2022). Diskusi dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan Kulonprogo dan beberapa staf’, perwakilan dari Dikpora Kulonprogo, perwakilan dari Balai Dikmen Kulonprogo, perwakilan dari Kantor Kemenag Kulonprogo, Panewu Kapanewon Temon, Perwakilan dari Bandara YIA, Ketua Dewan Kebudayaan Kulonprogo, beberapa Kepala Sekolah dan perwakilan, pamong dari Pemerintah Kalurahan Kedundang, serta perangkat Kalurahan Sogan.
Lebih lanjut Rosyid menjelaskan ada beberapa target utama yang ingin dicapai menggelar Rempah Merah Nusantara. Pertama, terciptanya ruang publik bagi pelajar dan mahasiswa untuk mengasah talenta dengan biaya yang murah, mekanisme yang mudah, dan tidak jauh dari rumah.
Kegiatan ini direncanakan digelar secara rutin setiap bulan sekali. Ia mengharapkan bisa membuka kesempatan yang sangat luas bagi pelajar dan mahasiswa untuk meningkatkan jam terbang dalam menekuni hobinya. “Dari hobi inilah, seseorang akan terasah passion dan talentanya, terarah bentuk kepribadiannya dan cepat menemukan jati diri,” kata Rosyid.
Kedua, kata Rosyid, Rempah Merah Nusantara akan memunculkan kerumunan massa yang ingin menyaksikan panggung kreasi pelajar dan mahasiswa. Sehingga ia mengharapkan akan terjadi pasar tiban yang bisa menggerakkan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM).
“Terciptanya pasar tiban di tengah masyarakat yang jauh dari pusat keramaian ini, tentu merupakan sebuah solusi yang sangat efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apalagi Kalurahan Kedundang yang tidak memiliki alam yang indah, Rempah Merah Nusantara ini merupakan potensi wisata kalurahan yang bisa diolah,” ujar Rosyid.
Sedang Agus Triantara, Sekum Bakor PKP sekaligus penanggung jawab konsep Rempah Merah Nusantara mengatakan konsep kegiatan ini bukan hajadan yang mengundang banyak tamu dan menjamu dengan beragam tontonan serta beragam suguhan. Sehingga akan membutuhkan anggaran yang banyak dan membebani penyelenggara.
Tetapi konsepnya, kata Agus Triantara, menggelar panggung kreasi bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin mengasah talentanya. Penyelenggara hanya mengundang dan mengkoordinir UKM lokal agar ikut memeriahkan acara, sehingga bilamana para pengunjung yang kehausan, lapar dan anak-anaknya pingin mainan, dapat membeli sendiri sesuai dengan koceknya masing-masing.
BAKOR PKP, jelas Agus, hanya menawarkan sebuah solusi pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM} yang praktis, ekonomis, efektif, edukatif dan rekreatif. Kegiatan di Kalurahan Kedundang ini merupakan pilot project. Sebuah percontohan yang diorientasikan bisa sebagai model untuk diduplikasi ke desa atau kalurahan lain, terlebih desa/kalurahan yang tidak memiliki keunggulan sumber daya alam dan lingkungan.
Menurut Agus, dengan Rempah Merah Nusantara ini dapat meramaikan desa atau kalurahan yang jauh dari pusat kota, dan jauh dari pusat hiburan. BAKOR PKP dapat menghadirkan pelajar dan mahasiswa dari seluruh Kulonprogo. Bahkan sekolah-sekolah dari luar Kulonprogo juga dapat berpartisipasi pada kegiatan ini.
“Tahun 2019, SMKI (Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia) dan SMM (Sekolah Menengah Musik) Yogyakarta pernah mengirimkan siswa-siswinya pada pentas uji coba Tradisi Rempah Merah di Kokap,” kata Agus Triantara.
Saat ini, tambah Agus, BAKOR PKP bekerjasama dengan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melatih anak-anak, remaja, dan masyarakat Kalurahan Sogan belajar seni rupa, seni tari, seni musik, seni kriya, dan batik. “Dalam waktu dekat, Rempah Merah Nusantara Sogan juga akan diluncurkan,” kata Agus.
Saat ini, kata Agus, sudah ada 11 kepala sekolah yang menyatakan kesanggupannya untuk mendukung kegiatan ini. Sekalipun dari pihak penyelenggara tidak menyiapkan dana untuk transport maupun pengadaan kostum pemain. Para kepala sekolah berkomitmen semampunya mendukung Rempah Merah Nusantara.
Agus juga menegaskan bahwa penyelenggara RMN tidak bermaksud membebani sekolah. Biaya yang berat adalah penyediaan kostum tari dan seragam. Bagi sekolah yang merasa keberatan, dapat mengambil kesenian dan atraksi yang tanpa kostum khusus, atau jangan memaksa diri berpartisipasi.
BAKOR PKP berencana melakukan soft opening Rempah Merah Nusantara pada tanggal 1 Oktober 2022, sedang grand opening dijadwalkan pada 28 Oktober 2022. BAKOR PKP mengajak masyarakat Temon khususnya dan masyarakat di Kulonprogo pada umumnya hadir menyaksikan beragam musik, tari, theater, paduan suara, gardapala fashion show dan beragam atraksi pelajar TK, SD, SMP, SMA, SMK dan MAN.
“Konsep Rempah Merah Nusantara yang mengusung semangat kebangsaan. Kesenian yang akan ditampilkan adalah beragam seni budaya anak bangsa Indonesia dari Provinsi Aceh hingga Papua. Membangun rasa cinta anak bangsa terhadap seni budaya bangsanya, adalah cara paling efektif dalam membentuk karakter bangsa,” tandas Agus. (*)