YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Kepala Pusat Studi Forensika Digital (Pusfid) Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Yudi Prayudi SSi, MKom menandaskan agar pemilik smartphone harus sadar kemanan data. Sehingga data yang tersimpan di smartphone akan terhindar dari pencurian dan penyalahgunaan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Yudi mengemukakan hal itu pada ‘Workshop Cara Mengamankan Data di Smartphone,’ di Kampus FTI UII Yogyakarta, Senin (20/8/2018). Workshop diikuti mahasiswa UII dan anggota Mapala Unisi.
Workshop ini merupakan bagian dari program KLiKS (Kampanye Literasi Keamanan Siber). Workshop ini juga sebagai apresiasi kepada relawan Tim IKA UII – Mapala Unisi – Peduli Gempa Lombok 2018.
“Era digital sudah menjadi suatu keharusan bagi kita untuk memperhatikan dengan baik keamanan data. Pengguna smartphone yang beraktivitas di dunia cyber harus mengetahui karakternya,” kata Yudi.
Saat ini, kata Yudi, ada sekitar 80-90 juta masyarakat Indonesia menggunakan smartphone. Namun masih sangat sedikit pengguna smartphone yang memberi pengamanan datanya. Sehingga banyak peluang bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyalahgunakan data-data smartphone.
Sementara menurut Fietyata Yudha, SKom, MKom, peneliti Pusfid UII, teknologi informasi itu ibarat pistol. “Kalau pistol itu berada di tangan penjahat tentu akan digunakan untuk kejahatan. Jika pistol itu dipegang polisi, akan digunakan untuk kebaikan,” kata Yudha.
Saat ini, kata Yudha, kehidupan manusia sudah tidak bisa lepas dari smartphone. Penggunaaan smartphone dilakukan mulai bangun tidur, saat bekerja, saat istirahat, hingga mau tidur lagi. “Sehingga kebutuhan terbesar adalah wifi dan baterai. Seseorang kalau kehabisan baterai dan tidak ada koneksi internet sudah bingung,” katanya.
Kemudian untuk menggunakan smartphone, mereka juga membutuhkan aplikasi sesuai yang diinginkan. Untuk memilih aplikasi, Yudha berpesan agar pengguna smartphone lebih selektif memilih aplikasi. Sebab bisa jadi aplikasi yang di-download merupakan aplikasi dari orang yang ingin berbuat jahat. “Install aplikasi harus dipikirkan dua kali. Siapa yang membikin?” pesannya.
Agar smartphone terhindar dari pencurian data, Yudha berpesan agar pengguna harus membuat password yang tidak mudah diketahui orang lain. “Password itu seperti sikat gigi, tidak boleh dipakai beramai-ramai, dan diganti secara berkala. Hindari password menggunakan tanggal lahir,” ujarnya.