YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Penggunaan Artificial Intelligence (AI) di Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda Tegal, Jawa Tengah dapat meningkatkan akurasi diagnosis dan efisiensi operasional. Selain itu, penggunaan AI juga memberikan pengalaman perawatan yang lebih personal dan nyaman bagi setiap pasien.
Hal itu diungkapkan Zaki Afiff SE, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Harapan Anda Tegal saat menerima kunjungan kerja Delegasi Jurusan Informatika Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu. Dalam kesempat tersebut Zaki Afiff didampingi dr Hj Shahabiyah MMR, Direktur Rumah Sakit; dr Hj Silvia MM.Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan; dan Fenty Elly Husnia, SPsi, Psi MM, Wadir Umum, SDM dan Keuangan.
Sedangkan Delegasi FTI UII dipimpin Dr Ir R Teduh Dirgahayu ST, MSc, Ketua Jurusan Informatika. Teduh Dirgahayu didampingi Dr Feri Wijayanto, ST, MT, Dosen Jurusan Informatika; Dr Ahmad Luthfi, SKom, MKom, Manajer Akademik Keilmuan Magister Informatika; dan Jerri Irgo, LO & Marketing FTI UII.
Sudah cukup lama Rumah Sakit Islam Harapan Anda Tegal telah menjalin kerjasama dengan FTI UII Yogyakarta. Kerjasama ini difokuskan peningkatan pelayanan terhadap pasien dengan menerapkan sejumlah inovasi yang dihasilkan FTI UII.
Sedang Feri Wijayanto, dalam diskusi menjelaskan tentang peran sains data yang telah membantu memperkuat penelitian medis dan pengembangan obat. Dengan menganalisis data klinis dan hasil uji klinis, para ilmuwan dapat memahami lebih dalam tentang efektivitas dan keamanan suatu obat, serta mengidentifikasi pasien yang paling mungkin merespons positif terhadap pengobatan tertentu.
“Ini membantu mempercepat proses penemuan obat baru dan memperbaiki pengobatan yang sudah ada. Sehingga memberikan manfaat langsung bagi pasien di seluruh dunia,” kata Feri.
Feri menambahkan layaknya primadona, nama sains data banyak digaungkan di penjuru bumi. Banjir data yang datang dari segala arah membuat sains data semakin populer. Sains data adalah cabang ilmu yang menggali informasi dari data untuk mengungkap pola, tren, dan pengetahuan yang tidak terlihat sebelumnya selayaknya seorang detektif yang menangani sebuah kasus.
“Dengan nilai tawar kepemilikan data, sains data memiliki potensi untuk bersinergi dengan hampir semua bidang ilmu. Potensi tersebut didukung oleh perkembangan era digital saat ini yang menyebabkan hampir tidak ada bidang yang tidak menghasilkan data,” kata Feri.
Begitu halnya di bidang kesehatan. Menurut analisis International Data Corporation (IDC), data medis memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi pada angka 36%. Hal ini membuat potensi sinergi antara bidang kesehatan dan sains data semakin terbuka lebar.
Di sisi lain, kata Feri, bidang kesehatan merupakan bidang yang sangat penting. Selain membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi dalam diagnosis, prediksi tren penyakit, serta pelayanan, kecepatan juga merupakan faktor yang krusial. Selain itu, biaya kesehatan yang tinggi juga merupakan tantangan tersendiri. Hal ini membuat sektor kesehatan harus selalu berinovasi mengingat tantangan di dunia kesehatan juga semakin tinggi.
Di negara-negara maju, kata Feri, sains data telah menjadi tulang punggung dalam transformasi sistem kesehatan mereka. Salah satu contoh pemanfaatan yang signifikan adalah penggunaan data medis elektronik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan rekam medis elektronik yang terintegrasi, informasi pasien dapat diakses dengan mudah oleh berbagai penyedia layanan kesehatan, mulai dari dokter, perawat, hingga ahli farmasi. Hal ini memungkinkan koordinasi perawatan yang lebih baik dan pengambilan keputusan yang lebih cepat, sehingga meningkatkan efisiensi dan akurasi diagnosis serta pengobatan.
Menurut Feri, sains data juga telah diterapkan dalam pengembangan model prediktif untuk risiko kesehatan. Dengan menganalisis data kesehatan masyarakat, termasuk data tentang gaya hidup, riwayat medis, dan faktor-faktor lingkungan, para peneliti dapat mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi untuk mengembangkan penyakit tertentu. Misalnya, dengan memanfaatkan data genetik dan pola makan, peneliti dapat memprediksi risiko seseorang untuk menderita diabetes tipe 2 atau penyakit jantung koroner, sehingga memungkinkan intervensi pencegahan yang tepat waktu.
Sains data juga telah membantu memperkuat penelitian medis dan pengembangan obat. Dengan menganalisis data klinis dan hasil uji klinis, para ilmuwan dapat memahami lebih dalam tentang efektivitas dan keamanan suatu obat, serta mengidentifikasi pasien yang paling mungkin merespons positif terhadap pengobatan tertentu. Ini membantu mempercepat proses penemuan obat baru dan memperbaiki pengobatan yang sudah ada, sehingga memberikan manfaat langsung bagi pasien di seluruh dunia.
Dengan keberadaan data yang memadai, potensi dukungan sains data di bidang kesehatan sangatlah besar dan terbuka lebar. “Dengan sinergi harmonis antara praktisi kesehatan dan peneliti sains data, kita bisa meningkatkan kualitas layanan kesehatan, mengurangi biaya perawatan, dan meningkatkan hasil kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini merupakan usaha kita bersama dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik,” tandas Feri. (*)