YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi (Prodi) Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (MTI FTI UII) melepas delapan alumni. Mereka mengikuti wisuda UII Periode I Tahun Ajaran 2024/2025 di Auditorium KH Abdul Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang km 14,5, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahad (29/9/2024).
Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, Ketua Program Studi Program Magister Teknik Industri mengatakan tujuh dari delapan lulusan MTI UII yang diwisuda merupakan alumni S1 UII. “Ini menunjukkan Prodi MTI UII mendapatkan kepercayaan dari para alumninya,” kata Winda Nur Cahyo saat melepas wisudawan di Yogyakarta, Sabtu (28/9/2024) malam.
Winda menjelaskan Prodi MTI UII telah membuat kurikulum yang membantu mahasiswanya agar bisa lebih cepat atau tepat waktu menyelesaikan studi. Semester 1-2, mahasiswa mendapat mata kuliah Metode Penelitian, sekaligus membuat proposal untuk penyusunan tesis.
Kemudian semester tiga, mahasiswa wajib melakukan penelitian dan membuat tulisan yang ditayangkan di jurnal-jurnal terakreditasi. Sedang pada semester empat, mahasiswa wajib membuat laporan hasil penelitiannya.
“Selain kurikulum, dosen juga mendapat tugas untuk mendorong agar mahasiswa segera menyelesaikan tugasnya. Bahkan kalau diingatkan satu kali tidak mendapat respon dari mahasiswa, maka dosen akan mengeluarkan SP (Surat Peringatan) Satu, Dua, dan Tiga,” kata Winda.
Lulusan Prodi Magister Teknik Industri UII yang mengikuti wisuda Ahad (29/9/2024) adalah Resalfa Amelza Wibowo, M Taufan Agasta, Iswoyo Seno Saputro, Arya Yudhistira, Wulan Purnamasari Hasanah, Muhammad Agusta Wijaya, Ahmad Afifudin Noviantoro, dan Robih Alfian. Empat di antara mereka mengikuti program fast track.
Salah satu lulusan, Muhammad Agusta Wijaya yang memiliki nama panggilan Andi mengungkapkan alasannya memilih Prodi Magister Teknik Industri UII untuk meraih gelar S2. “Selain saya sebagai alumni S1 Teknik Industri UII, kebetulan keluarga ada yang mengajar di UII. Selain itu, dosen-dosennya berkompeten. Juga fasilitas untuk pendidikan, penunjang itu sangat baik sekali,” kata Andi.
Sebelum menentukan pilihan pada MTI UII, Andi yang beasiswa tugas belajar dari Pemerintah Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah membuat perbandingan dengan tiga perguruan tinggi. Andi membandingkan antara UII, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Surabaya (ITS). Bahan perbandingan dari segi biaya, dan tenaga pendidiknya.
“Saya melihat dari segi biaya, UII lebih terjangkau. Segi kualitas maupun tenaga pendidik tidak kalah. Nama UII juga sudah memiliki brand tersendiri. Akhirnya, saya memutuskan memilih di MTI UII,” kata Andi yang kini bertugas di Dinas Perdagangan.
Sementara Sukamtoro, orangtua Ahmad Afifudin Noviantoro mengungkapkan jika menempuh pendidikan di MTI UII mudah mencari pekerjaan. Hal itu seperti yang dialami anaknya, Ahmad Afifudin Noviantoro.
“Saat mendapat pekerjaan pertama, anak saya tidak mantap. Sehingga memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain. Alhamdulillah segera mendapatkan pekerjaan seperti yang diinginkan,” kata Sukamtoro yang menceritakan anak-anaknya tidak mengikuti jejak kedua orangtuanya yang bekerja di bidang kesehatan. (*)