YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi (Prodi) Profesi Apoteker, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII), mengadakan pelatihan preseptor Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Auditorium Lantai 4, Sabtu (27/4/2019). Pelatihan diperuntukan bagi preseptor pada rumah sakit, apotek, Dinas Kesehatan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dijelaskan Ketua Panitia Pelatihan Perseptor PKPA,Novi Dwi Rugiarti, MSc, Apt , pelatihan ini dimaksudkan untuk menyatukan persepsi dari segala bidang dengan kurikulum baru 2017. Sehingga preseptor peserta PKPA dapat mengawasi mahasiswa Prodi Profesi Apoteker yang akan praktek di lembaganya.
Sedang Dekan FMIPA UII, Prof Riyanto SPd, MSi, PhD mengatakan PKPA merupakan salah satu program pada Prodi Profesi Apoteker sesuai dengan kurikulum terbaru. Pelatihan ini dimaksudkan agar para preseptor bisa mengawasi mahasiswa sesuai dengan kurikulum.
“Harapan kami dengan pelatihan ini akan memberikan panduan yang jelas ketika bagaimana bapak-ibu mengamati mahasiswa saat berpraktek. Mahasiswa kami akan praktek di tempat bapak-ibu selama dua bulan,” kata Riyanto.
Ketua Prodi Profesi Apoteker, Dr Farida Hayati, MSi, Apt, mengatakan mahasiswa Profesi Apoteker dituntut memiliki keterampilan yang baik dalam bekerja. Keterampilan meliputi kedisiplin, kejujuran dan komunikasi dalam bekerja.
“Bapak-ibu boleh menegur mahasiswa kami selama teguran itu mendidik. Jika ada mahasiswa yang tidak sesuai dengan keterampilan profesional,” kata Farida Hayati saat memberikan pengarahan pada pelatihan PKPA.
Lebih lanjut Farida, menjelaskan mahasiswa Profesi Apoteker sebelum mengikuti PKPA tidak hanya sekedar 14 kali tatap muka seperti kuliah biasa. Tetapi mereka mendapatkan tutorial, kuliah pakar, skill practice, dan workshop. Ada juga Guest Lecture dengan menghadirkan dosen dari luar negeri yang bereputasi. “Prodi Profesi Apoteker juga melakukan kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran (FK) UII, yang akan menerjunkan mahasiswa pada 22 Puskesmas di Bantul,” katanya.
Sementara Dr Bondan Ardiningtyas, MSc, Apt, dosen dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang menjadi nara sumber pelatihan mengatakan preseptor merupakan role model bagi mahasiswa. Perseptor harus dapat menunjukkan sikap dan perilaku yang bisa menjadi contoh bagi mahasiswa.
Karena itu, kata Bondan, ada sejumlah persyaratan yang harus dimiliki preseptor yang dijadikan tempat PKPA. Di antaranya, pengetahuan yang terkait dengan kuliah, tahu bagaimana mengarahkan mahasiswa, tahu bagaimana bersikap diri dan tahu apa yang harus dilakukan. “Peran preseptor memberikan dorongan serta bimbingan kepada mahasiswa selama PKPA. Perseptor itu sama dengan guru,” tandas Bondan.