YOGYAKARTA — Prof Dr Edy Suandi Hamid MEc bertekad mewujudkan Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) terakreditasi institusi A. Saat ini, akreditasi institusi UWMY dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) masih C.
Hal itu diungkapkan Edy Suandi Hamid dalam pidato perdana sebagai Rektor UWMY periode 2017-2019 di Kampus UWMY Mangkubumen, Kraton Yogyakarta, Senin (4/9/2017). Edy dilantik sebagai Rektor UWMY oleh Ketua Pengurus Harian Yayasan Mataram, Prof Dr Moh Mahfud MD. Pelantikan dihadiri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, segenap tamu undangan.
Lebih lanjut Edy mengatakan saat ini, di Indonesia ada 4.539 perguruan tinggi, sebanyak 4.142 merupakan perguran tinggi swasta (PTS). Jumlah ini menurutnya, sudah terkendali, menyusul adanya moratorium pendirian perguruan tinggi baru, awal tahun 2017.
Adanya regulasi yang semakin ketat dan beragam, kata Edy, dimaksudkan untuk memperbaiki mutu perguruan tinggi. “Ini memaksa pengelola perguruan tinggi untuk bekerja keras dan profesional agar bisa bertahan dan berkembang. PTS yang tidak dikelola secara profesional tentu sulit berkembang, bahkan untuk berkembang pun susah,” tandas Edy.
Dari lebih 4.000 PTS di tanah air, kata Edy, memang hanya sebagian kecil yang dikatagorikan besar dan baik. Dilihat dari akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN), hanya 19 PTS yang terakreditasi A atau hanya 0,45 persen.
“Ini suatu jumlah yang sangat kecil. Tentu semua PT bercita-cita menuju ke akreditasi A. Ini bukan mustahil dicapai Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY),” kata Edyyang juga mantan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) ini.
Untuk mewujudkan UWMY terakresitasi unggul, Edy mengharapkan dukungan semua pihak, khususnya, Yayasan, sivitas akademika dan mitra kerja semua. “Dengan potensi yang dimiliki dan dukungan semua pihak, saya yakin bukan mustahil bisa dicapai UMWY menjadi sebagai salah satu perguruan tinggi swasta yang besar,” tandas yang juga mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
UMWY didirikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX bersama KGPH Mangkubumi (saat ini Sri Sultan Hamengku Buwono X). Pendirian UMWY merupakan pengjawantahan atas upaya pencerdasan kehidupan melalui berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Sultan Hamengku Buwono X, kata Edy, mempunyai cita-cita besar untuk mewujudkan UWMY sebagai perguruan tinggi swasta besar dan bereputasi, namun tetapi menjunjung budaya lokal yang positif. Sudah banyak kemajuan yang dicapai UMWY dalam perjalanan kurang lebih 25 tahun.
“Namun harus diakui, cita-cita besar itu belum terwujud dan memang tidak gampang untuk mewujudkannya. Apalagi di tengah derasnya pertumbuhan perguruan tinggi di Tanah Air,” kata Edy.
Sementara Moh Mahfud MD mengatakan untuk memilih Edy Suadi Hamid menjadi rektor UWMY dibutuhkan diskusi antara Yayasan dan Pendiri Yayasan (Sri Sultan Hamengku Buwono X) dalam waktu kurang lebih enam bulan. Edy Suandi Hamid akan menjabat Rektor UWMY selama dua tahun, 2017-2019. “Ini untuk meneruskan masa jabatan pak Prof Dr Muchsan SH yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan,” kata Mahfud.
Mahfud mengharapkan Edy Suandi Hamid tidak hanya mengejar akreditasi institusi saja dalam memimpin UWMY. Namun pendidikan yang berkualitas harus menjadi tujuan utama dalam pendidikan di UWMY. Sehingga UWMY bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin yang memiliki watak Hasta Brata yaitu surya (matahari), candra (bulan), kartika (bintang), buana (bumi), angkasa, angin, samodra, dan dahana (api).