YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Green Supply Chain Management (SCM) merupakan cara mengurangi limbah dan dampak lingkungan yang diakibatkan kegiatan rantai pasok perusahaan industri. Green SCM yang diintegrasikan dengan standar Global Reporting Initiative (GRI) Series 300 memungkinkan perusahaan meningkatkan efisiensi, reputasi, dan daya saing.
Prof Dr Ir Elisa Kusrini, MT, CPIM, CSCP, SCOR-P, menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber di “SCM-CEO Meeting – Profesor Mengajar #5” di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/11/2024). Integrasi GRI Series 300 ke dalam GSCM akan memberikan dampak positif dan keberlanjutan.
Elisa yang juga Ketua Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor FTI UII menambahkan roadmap implementasi yang diusulkan mencakup langkah-langkah perencanaan, pengumpulan data, penerapan teknologi hijau, hingga pelaporan dan pemantauan berkelanjutan. “Melalui kolaborasi dan komitmen seluruh rantai pasokan, Green SCM akan memberikan nilai tambah dan manfaat yang berkelanjutan untuk lingkungan dan masyarakat,” kata Elisa.
Elisa menjelaskan, kolaborasi Green SCM dan GRI Series 300 akan menciptakan pengaruh positif jangka panjang. “Penerapan prinsip-prinsip tersebut, tidak hanya meraih keuntungan ekonomi dalam jangka pendek, tetapi juga membantu menciptakan kondisi yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tandas Elisa.
Menurut Elisa, saat ini, GSCM telah berkembang menjadi konsep Sustainable Supply Chain Management (SCCM) yang mengintegrasikan aspek sosial, lingkungan dan ekonomi secara bersamaan dalam tata kelola rantai pasok. Namun sayang, masih banyak perusahaan yang belum mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan serta menemui kesulitan dalam mengimplementasikannya.
Usaha Kecil Menengah (UKM), kata Elisa, juga belum menerapkannya. Penyebab GSCM kurang bisa diimplementasikan UKM karena keterbatasan sumberdaya, teknologi, dukungan manajemen, kurangnya insentif ekonomi, kurangnya ketrampilan teknis dalam implementasi GSCM serta kurangnya kesadaran atau awareness akan GSCM.
Elisa menjelaskan merujuk nilai Logistics Performance Index (LPI) 2023 dan Competitive Industrial Performance, Indonesia masih perlu meningkatkan daya saing nasionalnya. Beberapa alternatif solusi tentu tidak bisa terlepas dari peningkatan pengelolaan supply chain dan transformasi supply chain yang bersifat holistik dari semua pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dari hulu sampai hilir. (*)