YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Supply Chain Operations Reference Model (SCOR) dikembangkan untuk membantu bisnis dalam memahami, menata, dan mengevaluasi kinerja rantai pasokan. Manajemen rantai pasokan yang bagus dapat menghasilkan keuntungan di atas rata-rata.
Manajemen rantai pasokan yang bagus juga membuat perusahaan dapat menghubungkan semua pihak yang terlibat di dalam proses perubahan bahan baku menjadi barang jadi. Sehingga proses produksi maupun pendistribusian barang/jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Demikian benang merah isi kuliah Prof Dr Elisa Kusrini MT, CPIM, CSCP, SCOR-P, Ketua Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) pada Profesor Mengajar, di Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/7/2024). Profesor Mengajar yang mengangkat tema ‘Model Scor 14 for Supply Chain Improvement‘ diikuti Chief Executive Officer (CEO) perusahaan, praktisi dan akademisi.
“Profesor Mengajar, bertujuan agar peserta tidak hanya memperbarui diri sendiri, akan tetapi juga memperkaya pengalaman belajar, di mana ilmu dan kebijaksanaan bertemu dalam harmoni,” kata Elisa Kusrini di Yogyakarta, Rabu (24/7/2024).
Lebih lanjut Elisa Kusrini mengatakan Profesor Mengajar berdurasi 180 menit ini memberikan materi dan best practice yang sistematik mutakhir. Materi didesain khusus untuk para Top Management dan Akademisi yang ingin meningkatkan pengetahuan, memperbarui, dan juga untuk melakukan sharing.
Elisa Kusrini menambahkan dalam dunia bisnis yang terus berubah dengan cepat, CEO yang terus belajar. Hal ini dilakukan tidak hanya mempertahankan daya saing perusahaan mereka, tetapi juga membangun fondasi untuk keberlanjutan jangka panjang.
“Mereka menjadi pendorong perubahan yang efektif dan inspirasi bagi seluruh organisasi untuk terus berkembang dan berinovasi. Karenanya, belajar kontinu tidak hanya menjadi pilihan, tetapi suatu keharusan bagi CEO yang ingin mencapai kesuksesan jangka panjang dalam kepemimpinan mereka,” katanya.
Kata Elisa, sebagai pemimpin tertinggi dalam sebuah perusahaan, seorang CEO memiliki peran yang sangat krusial dalam menentukan arah strategis dan kinerja perusahaan. Namun, untuk tetap efektif dalam perannya, belajar kontinu adalah suatu keharusan.
Ada tujuh alasan mengapa CEO dituntut harus terus belajar. Pertama, Adaptasi terhadap Perubahan Pasar. Pasca pandemi COVID-19, perubahan pasar dapat terjadi dengan cepat dan tidak terduga. CEO yang terus belajar akan lebih mampu memahami tren baru, teknologi mutakhir, dan perubahan perilaku konsumen. Ini memungkinkannya untuk merancang strategi yang lebih responsif dan efektif.
Kedua, Memimpin dengan Teladan. CEO yang terus belajar menunjukkan komitmen pada pengembangan pribadi dan profesional. Hal ini menciptakan budaya belajar yang kuat di dalam perusahaan, mendorong karyawan untuk terus meningkatkan keterampilan mereka sendiri.
Ketiga, Inovasi dan Kreativitas. Belajar kontinu merangsang pemikiran kritis dan kreatif. CEO yang terus belajar cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan solusi inovatif untuk tantangan bisnis. Ini penting untuk mempertahankan daya saing perusahaan di pasar yang terus berubah.
Keempat, Mengelola Risiko dengan Lebih Baik. Dengan pemahaman yang diperbarui tentang regulasi industri, tren pasar, dan teknologi baru, CEO dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih baik. Mereka dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan meminimalkan dampak dari risiko yang tidak terduga.
Kelima, Mempertahankan Relevansi dan Reputasi. Dalam era di mana transparansi dan reputasi sangat penting, CEO yang terus belajar dapat membangun dan mempertahankan reputasi yang kuat. Mereka menjadi figur yang dipandang sebagai ahli dalam industri mereka, memperkuat citra perusahaan di mata pemangku kepentingan.
Keenam, Memimpin Transformasi Organisasi. Di tengah perubahan teknologi dan transformasi digital, CEO harus memimpin perusahaan melalui transformasi yang sukses. Pengetahuan tentang teknologi baru dan model bisnis inovatif sangat diperlukan untuk memastikan bahwa transformasi ini berjalan lancar dan efektif.
Ketujuh, Memelihara Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi. Belajar terus-menerus membantu CEO mengelola stres dan tekanan yang melekat dalam peran mereka. Mereka dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang lebih baik, memungkinkan mereka untuk membagi perhatian mereka antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan lebih baik.
Program Profesor Mengajar merupakan bukti nyata komitmen UII sebagai institusi pendidikan tinggi terhadap mutu pendidikan. Dengan menyediakan sumber daya dan dukungan yang diperlukan, sehingga output yang diharapkan adalah lulusannya bukan hanya berkualitas dalam bentuk keberhasilan akademis, tetapi juga sebagai generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan keyakinan dan keterampilan yang diperlukan.
Prof Elisa Kusrini, selain sebagai Ketua Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor juga memiliki banyak kompetensi. Di antaranya, Instruktur The Association for Supply Chain Management (ASCM) untuk CPIM, CSCP. Kemudian AAPM Instructor for CIPP, ASCA,ASCP; PASAS Lead Instructor for CPISC,CPP, CALSC; Instruktur Sertifikasi SC Manager BNSP; Instruktur Sertifikasi Warehouse Supervisor BNSP; Instruktur Sertifikasi Logistic Admin BNSP; dan Assesor BNSP. (*)