YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Pakar ekonomi, Prof Dr Edy Suandi Hamid, MEc mengatakan Bulan Ramadhan bisa menjadi momentum pemulihan ekonomi. Sebab berdasarkan data empirik setiap Bulan Ramadhan, termasuk saat terjadi krisis ekonomi 1997/1998, tetap terjadi peningkatan permintaan konsumsi masyarakat.
Prof Edy Suandi Hamid yang juga Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) mengemukakan hal tersebut pada Webinar Kajian Ramadhan 1, Sabtu (17/4/2021). Webinar ini diselenggarakan Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (KAFEGAMA) Pusat, KAFEGAMA DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY.
Selain Edy Suandi Hamid, Webinar dengan tema “Ramadhan dan Pemulihan Ekonomi” menghadirkan nara sumber Perry Warjiyo PhD, Gubernur BI dan Ir Adiwarman Azwar Karim, SE, MBA, MAEP, Pakar Ekonomi Syariah.
Menurut Edy Suandi Hamid, dorongan kenaikan permintaan itu terjadi karena pada saat Ramadhan spirit beribadah tinggi. Sehingga mereka yang berpunya mengalokasikan dananya untuk zakat, infak, dan sedekahnya bagi kaum duafa, mustadafin, atau orang miskin. Saat ini jumlah orang miskin meningkat menjadi lebih dari 27 juta sebagai akibat Covid-19.
“Ini merupakan transfer dari si kaya ke si miskin, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, karena kaum miskin cenderung membelanjakan untuk kebutuhan pokok, dan itu buatan dalam negeri,” kata Edy.
Lebih lanjut Edy mengatakan spirit dari Alquran Surat Az Zariyat ayat 19,sangat terasa di bulan Ramadhan. Sebetulnya, ayat tersebut memerintahkan umat Islam membagikan sebagian hartanya kepada orang miskin setiap saat, tidak hanya pada bulan Ramadhan. “Pada Bulan Ramadhan yang penuh berkah, perintah tersebut menjadi lebih banyak dilakukan,” katanya.
Sementara Perry Warjiyo mengajak masyarakat untuk memuliakan Ramadhan dan bersinergi dalam memulihkan ekonomi. Menurutnya, pandemi Covid-19 mengajarkan manusia untuk lebih kuat bertahan, optimis adanya kondisi baik dan bersiap menyambut peradaban baru.
“Proses pemulihan ekonomi kita sedang berlangsung, kita harus optimis bahwa ekonomi akan membaik. Harus terbangun sinergi kebijakan antara pemerintah, BI, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), perbankan dan dunia usaha,” papar Perry Warjiyo yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat KAFEGAMA itu.
Untuk menyambut peradaban baru, Perry menambahkan, telah dilakukan digitalisasi ekonomi dan keuangan. Kebijakan BI lainnya dalam mendorong pemulihan ekonomi juga diwujudkan melalui kebijakan moneter dan relaksasi kebijakan makroprudensial.