YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Kebijakan pemerintah yang mendorong Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya justru merugikan sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Sebab kehadiran mahasiswa baru yang banyak tidak diiringi dengan penambahan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi. Sehingga dikuatirkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia justru akan mengalami penurunan.
Prof Dr H Hamam Hadi, MS, Sc D,SpGK, Rektor Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta mengemukakan hal itu kepada wartawan di Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Selain kualitas pendidikan tinggi yang menurun, kebijakan tersebut juga merugiakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Hamam Hadi memberikan ilustrasi sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Tengah. Normalnya PTN tersebut hanya menerima mahasiswa 4.000 orang. Tetapi tahun 2023/2024 menerima 15.000 mahasiswa baru.
“Pertanyaannya begini, apakah universitas itu meningkatkan SDM-nya tiga kali lipat? Tentu tidak mungkin. Apakah universitas tersebut telah meningkatkan fasilitas tiga kali lipat? Tidak mungkin. Itulah yang saya maksud, dengan kata lain tanpa disadari sebetulnya kebijakan seperti ini sesungguhnya merugikan kepentingan nasional dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi,” tandas Hamam Hadi.
Hamam menyarankan agar PTN-PTN yang sudah senior diarahkan ke penelitian unggul yang strategis dan masuk dalam World Class University (WCU). Sehingga universitas tersebut mempunyai kapasitas dan menjadi inovator yang handal dan pada akhirnya bisa membantu pemerintah menjadi pelaksana pembangunan. (*)