YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Rifan Financindo Berjangka (RFB) Yogyakarta akan melakukan sosialisasi kepada mahasiswa di perguruan tinggi-perguruan tinggi Yogyakarta. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mengenal perdagangan berjangka.
Pimpinan Cabang RFB Yogyakarta, Dewi Diana Ningrum mengemukakan hal itu kepada wartawan pada Media Gathering Menakar Peluang Produk Derivatif Berjangka Tahun 2021 di Yogyakarta, Senin (22/3/2021). Selain Dewi, Media Gathering ini juga menghadirkan Stephanus Paulus Lumintang, Direktur Utama Jakarta Future Exchange (JFX) dan Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia (KBI) (Persero).
Dijelaskan Dewi, sosialisasi RFB kepada mahasiswa di Yogyakarta ini dimaksudkan untuk memperkenalkan perdagangan berjangka. Selain itu, bagaimana bertransaksi, cara mendapatkan keuntungan, dan juga resiko yang harus ditanggung dalam perdagangan berjagka ini. “Banyak kampus di Yogyakarta yang telah memiliki Pojok Bursa Efek Indonesia. RFB ingin melengkapi Pojok BEI di kampus-kampus,” kata Dewi.
Dewi juga menjelaskan tentang perkembangan RFB Yogyakarta selama tahun 2020. Perjalanan tren investasi sepanjang tahun 2020 diwarnai dengan mencuatnya harga emas yang menyentuh level tertinggi selama 10 tahun terakhir yaitu di $ 2.072/toz pada Agustus 2020 atau setara dengan Rp 1 juta lebih/gr.
Penguatan harga emas ini diiringi dengan minat investasi di salah satu produk perdagangan berjangka yaitu Locogold. PT Rifan Financindo Berjangka cabang Yogyakarta (RFB Jogja) turut merasakan dampak positif dari lonjakan harga logam mulia ini dengan mencatat penambahan nasabah baru sebanyak 323 nasabah di tahun 2020, naik 56,80 persen dari tahun sebelumnya.
Kinerja sepanjang tahun 2020, kata Dewi, menggambarkan peralihan instrumen investasi masyarakat yang mulai ‘melek’ perdagangan berjangka untuk menempatkan dana mereka di produk-produk yang profitable. Salah satunya adalah emas atau locogold.
“Kami optimistis dengan kondisi di tahun 2021, di mana situasi pandemi yang masih menunggu kepastian berakhir dan langkah The Fed yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan akan memberikan efek baru terhadap produk di perdagangan berjangka,” kata Dewi.
Di antaranya indeks Hang Seng , dan beberapa mata uang seperti Yen dan Euro akan mengalami penguatan sehingga baik untuk dikoleksi sebagai portfolio investasi di perdagangan berjangka.
RFB Yogyakarta menargetkan di tahun 2021, total volume transaksi akan menembus 170 ribu lot sementara jumlah nasabah baru sebanyak 700 nasabah. Produk emas masih menjadi andalan karena pergerakan harga emas yang paling stabil dan mudah diprediksi untum tren pergerakannya.
Dalam menggenjot jumlah tenaga pemasaran yang baru, RFB Jogja akan menjalin kerjasama dengan beberapa universitas, sekaligus mengenalkan profesi Wakil Pialang Berjangka di masyarakat.
Senada dengan Dewi, Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang mengatakan instrumen investasi perdagangan berjangka merupakan salah satu jenis investasi yang mengalami pertumbuhan positif saat instrumen lainnya mengalami penurunan. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman dan pengetahuan dari masyarakat dan investor semakin tinggi, dan ditopang dengan semakin meningkatnya kegiatan sosialisasi dan edukasi secara menyeluruh, serta ditopang dengan pengembangan teknologi informasi, dan inovasi-inovasi lainnya, juga penyesuaian terhadap regulasi sesuai dengan perkembangan jaman.
Sementara Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi menjelaskan inisiasi yang dilakukan RFB Cabang Yogya untuk menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, khususnya dalam mengenalkan profesi Wakil Pialang Berjangka tentunya merupakan hal yang sangat baik. Industri Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia sangat membuka kesempatan bagi generasi muda untuk masuk ke Industri ini.
“Namun tentunya para mahasiswa perlu mengikuti berbagai pelatihan terkait industri ini. Terkait pelatihan ini, KBI melalui KBI educentre juga memiliki berbagai modul yang dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa untuk mempelajari industri Perdagangan Berjangka Komoditi,” kata Fajar.