YOGYAKARTA — Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Drs R Kadarmanto Baskara Aji mengatakan siswa-siswa Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) perlu mendapatkan informasi yang cukup tentang pendidikan tinggi. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa memilih program studi sesuai dengan minat dan bakatnya.
Baskara Aji mengemukakan hal itu ketika membuka Java Educational Festival 2017 di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (14/1/2017). Festival yang berlangsung Sabtu – Ahad (14-15/1/2017) diikuti sejumlah perguruan tinggi di DIY dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
“Acara ini bisa memberikan pencerahan sehingga bagi siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Penyelenggaraan pada bulan Januari hingga Juni ini merupakan waktu yang tepat sehingga ketika pendaftaran siswa sudah mempunyai pilihan,” kata Baskara.
Festival ini dinilai Baskara bisa memberikan informasi kepada siswa Sekolah Mengah Atas/Kejuruan tentang pendidikan tinggi. Sehingga diharapkan para siswa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan bisa memilih jurusan yang tepat pada perguruan tinggi. Ia berharap festival ini bisa berlangsung setahun sekali.
Sedang Priyo Kristianto, Ketua Panitia mengungkapkan acara ini menampilkan sejumlah acara yaitu seminar pendidikan tinggi dan karir; seminar beasiswa dalam dan luar negeri; workshop dan diskusi interaktif; pameran universitas dan beasiswa. “Ini baru pertama kali dan juga akan digelar di sejumlah kota besar,” kata Priyo Kristianto.
Sementara Rektor Atmajaya Yogyakarta, Dr Agustinus Prasetyantoko mengatakan generasi muda harus menguasai teknologi informasi agar memiliki daya saing bangsa. Prasetyantoko yang mengusung makalah berjudul ‘Reformasi Pendidikan untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa’ mengemukakan saat ini telah memasuki revolusi industri keempat.
Dijelaskan Prasetyantoko, revolusi industri pertama ketika ditemukan mesin uap. Pada masa ini tenaga manusia mulai tergusur oleh mesin bertenaga uap. Sedang revolusi industri kedua adalah penemuan listrik. Pada era ini kehidupan manusia berubah sangat drastis.
Sedangkan revolusi industri ketiga adalah kemajuan teknologi informasi (TI). Pada era ini telah mengubah tatanan kehidupan dunia. “Adanya IT, masyarakat bisa melihat kejadian real time di belahan dunia lain,” katanya.
Revolusi industri keempat adalah gabungan perubahan fisik dan digital. Era ini akan ada mobil yang tidak menggunakan sopir. “Dulu tidak pernah terpikirkan ada mobil tanpa sopir, kini Telsa telah mengembangkan taksi tanpa sopir,” ujarnya.
Penulis : Heri Purwata