KULONPROGO, JOGPAPER.NET — Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Citra Semesta Indonesia (CSI) mewisuda 98 lulusan tahun akademi 2021/2022 di Wates, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahad (5/6/2022). Wisuda digelar dengan nuansa Jawa, diawali dengan kirab guru dan karyawan yang membawa tokoh wayang, cucuk lampah, prosesi wisuda kepada seluruh lulusan yang membawa tokoh wayang.
Kepala Sekolah SMK Kesehatan CSI, Drs Samsuri Nugroho membawa dua tokoh wayang Brotoseno dan Buto mengawali kirab guru dan karyawan. Kemudian disusul dengan Cucuk Lampah, dan Kepala Sekolah menempatkan diri di podium. Selanjutnya, Kepala Sekolah mewisuda lulusan ditandai dengan pengalungkan medali dan penyerahan ijazah.
Samsuri Nugroho menjelaskan prosesi wisuda yang menggunakan etnik Jawa ini dimaksudkan agar anak-anak mengenal Budaya Jawa, khususnya wayang. Sebab wayang merupakan kekayaan Bangsa Indonesia dan sudah diakui Unesco sebagai budaya adiluhung. “Sehingga anak-anak tidak melupakan akar Budaya Jawa yaitu wayang,” kata Samsuri.
Selain itu, Samsuri Nugroho juga mengatakan sebelum diwisuda lulusan SMK Kesehatan CSI melakukan sumpah sebagai asisten kesehatan. “Mereka perlu disumpah karena kerja lulusan berkaitan dengan nyawa seseorang. Saya harapkan anak-anak ketika bekerja dapat memegang sumpahnya,” harap Samsuri.
Lebih lanjut, Samsuri mengatakan setelah lulus anak-anak memiliki dua opsi yaitu bekerja dan melanjutkan kuliah. Lulusan SMK Kesehatan CSI yang memiliki kompetensi Farmasi Klinis dan Asisten Keperawan sudah bisa bekerja. “Sudah ada penawaran untuk bekerja di Jepang, tetapi tampaknya anak-anak kurang berminat dengan persyaratan yang harus dipenuhi,” kata Samsuri.
Tetapi, kata Samsuri, kalau anak-anak mau melanjutkan kuliah akan lebih bagus. Sebab dengan pendidikan yang lebih tinggi akan mendapat penghargaan yang lebih bila dibandingkan hanya lulus SMK saja. “Lulus SMK Kesehatan CSI, kami baru mengantarkan ke bibir masa depan. Sehingga masih ada jalan panjang yang harus dilalui untuk mencapai masa depan yang gemilang,” tandas Samsuri.
Sedang Rudy Prakanto, SPd, MEng, Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Kabupaten Kulonprogo mengapresiasi prosesi wisuda yang bernuansa etnik Jawa. Rudy mengingatkan jika persaingan di masa depan sangat dahsyat. Karena itu, Rudy berpesan agar lulusan SMK Kesehatan CSI harus ‘menggenakan’ AKIK.
AKIK, kata Rudy, singkatan dari Adaptif, Kolaboratif, Inisiatif, dan Komunikatif. Adaptif adalah sikap cepat berubah untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitar. Kolaboratif, lulusan harus bisa bekerjasama dengan siapa saja dengan tujuan positif. Inisiatif, lulusan harus selalu memiliki inisiatif untuk menciptakan hal-hal baru. Sedang Komunikatif adalah pandai bergaul dengan siapa saja.
Selain itu, untuk mencapai hidup yang sukses, lulusan harus memiliki tiga hal yaitu the power of dream, the power of smile, dan senang bershodakoh. “Bermimpilah setinggi langit karena mimpi itu menjadi tenaga yang positif. Kekuatan senyum menunjukkan seseorang memandang dunia ini secara positif. Sedang shodakoh, agar Allah SWT memberikan kemudahan,” kata Rudy.
Sementara Sriyono SPd, Wakil Yayasan Semar Reko Den Prayitno, lulusan sebanyak 98 orang ini melalui pendidikan lebih banyak menggunakan cara dalam jaringan (Daring) selama dua tahun akibat Covid-19. Sriyono berharap kualitas lulusan SMK Kesehatan CSI ini tidak kalah dengan lulusan-lulusan yang penuh dengan tatap muka atau luar jaringan (Luring). “Lulusan SMK Kesehatan CSI ini bisa langsung bekerja. Tetapi bisa juga melanjutkan ke perguruan tinggi, atau kuliah sambil bekerja,” kata Sriyono. (*)