YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Supply Chain Management (SCM) sangat dibutuhkan perusahaan energi PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI). Sebab SCM atau Manajemen Rantai Pasokan digunakan untuk memastikan dan mengamankan ketersediaan pasokan energi primer yang stabil ke pembangkit dan terjangkau bagi masyarakat.
Iwan Agung Firstantara, Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) mengemukakan hal tersebut pada Kuliah Umum ‘Memastikan Ketersediaan Pasokan Energi Primer di Indonesia,’ di Magister Teknik Industri dan Doktor Rekayasa Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia(FTI UII), Sabtu (4/5/2024).
Selain Iwan Agung Firstantara, sebagai nara sumber Kuliah Umum, Rektor UII, Prof Fathul Wahid, ST, MSc, PhD dan Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII.
Lebih lanjut Iwan Agung Firstantara menjelaskan PT PLN EPI merupakan Transformasi dari PT PLN Batubara dengan diawali dengan virtual launch Holding Sub Holding PT PLN (Persero) pada tanggal 21 September 2022. Selanjutnya, PT PLN EPI ditetapkan beroperasi secara penuh pada tanggal 1 Januari 2023.
Transformasi tersebut, kata Iwan, PT PLN Energi Primer Indonesia mengembangkan lini bisnis yang sebelumnya meliputi penyediaan batubara lebih 20% pasokan ke PLTU PLN dan pengembangan tambang. Selanjutnya bisnisnya menjadi empat macam yaitu pertama, penyediaan batubara dan pengembangan tambang eksisting untuk mensuplai seluruh PLTU PLN Group. Kedua, penyediaan gas untuk pembangkit. Ketiga, penyediaan bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit. Keempat, penyediaan biomassa untuk co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Sebagai perusahaan energi primer di Indonesia, PT PLN Energi Primer Indonesia memiliki tantangan unik dalam Manajemen Rantai Pasokan/Supply Chain Management (SCM) untuk memastikan dan mengamankan ketersediaan pasokan energi primer yang stabil ke pembangkit dan terjangkau bagi masyarakat,” kata Iwan.
Selain itu, tambah Iwan, PT PLN EPI juga melakukan optimasi rute pasokan batu bara untuk pembangkit PLN Group. Juga pengembangan Coal Blending Facility (CBF) dengan menerapkan value creation shipment via KBS ke PLU Jawa 7 dan Labuan Sinergi PLN EPI Krartau Steel
“Penerapan sistem dan teknologi informasi yang canggih ini membantu PLN Energi Primer Indonesia dalam meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pelayanan pelanggan, dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang cepat,” tandas Iwan.
Sedang Rektor UII mengatakan banyak isu tentang energi. Pertama, energi merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dunia dan sebagai salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs). Kedua, energi ini mirip infrastruktur pasokan energi di sebuah infrastruktur.
“Infrastruktur itu akan terasa keadaan dan keberadaannya ketika bermasalah, seperti listrik. Ketika listrik mati atau internet mati sebagai sebuah infrastruktur maka orang baru sadar ternyata kita butuh energi, butuh internet karena infrastruktur akan terlihat ketika dia bermasalah,” kata Fathul Wahid.
Ketiga, pasokan energi itu tidak mungkin bisa dijalankan dengan baik tanpa manajemen rantai pasukan yang bagus. “Karena itu, apa yang sudah dilakukan PT PLN EPI dapat dicermati, dapat dipelajari dan harapannya praktek praktik baik ini dapat menginspirasi, dan dapat diterapkan pada konteks lain,” harap Rektor UII.
Sementara Winda Nur Cahyo mengatakan Kuliah Umum ini bagi mahasiswa bagi Magister Teknik Industri dan Mahasiwa Doktor Rekayasa Industri FTI UII juga Profesional dan Praktisi. Kehadiran Direktur Utama PT PLN EPI diharapkan bisa memberikan gambaran bagi mahasiswa bagaimana PLN EPI menggunakan SCM untuk menjaga energi primer, dan menjaga jantung Indonesia. “Sebab energi merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” kata Winda. (*)