Teliti Tanaman Bandotan, Tim PKM RE UAD Juara Favorit Presentasi di PIMNAS 37

Tim Bandotan : Intan Faya Nurazizah (Ketua), Jelia Enggal Listiana, Apriyanti, Lubna Basalamah, Dita Rohmantin, dan Dosen Pendamping Haris Setiawan. (foto : humas dan protokol UAD)
Tim Bandotan : Intan Faya Nurazizah (Ketua), Jelia Enggal Listiana, Apriyanti, Lubna Basalamah, Dita Rohmantin, dan Dosen Pendamping Haris Setiawan. (foto : humas dan protokol UAD)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Tim Bandotan menjadi Juara Favorit Presentasi Katagori Pekan Kreasi Mahasiswa Riset Eksakta (PKM -RE) pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 37 di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Senin-Jumat (14-18/10/2024). Mereka mengangkat judul Pengabdian kepada Masyarakat ‘Cegah Cemaran Pestisida Paraquat: Potensi Ekstrak Bandotan (Ageratum conyzoides L) untuk Menjaga Kesehatan Darah dan Sistem Ekskresi secara In Vivo.’

Tim Bandotan terdiri dari Intan Faya Nurazizah (Ketua), Jelia Enggal Listiana, Apriyanti, Lubna Basalamah, dan Dita Rohmantin. Mereka di bawah bimbingan Dosen Pendamping Haris Setiawan. Mereka melakukan penelitian selama empat bulan, 20 April – 17 Agustus 2024.

Bacaan Lainnya

“Ekstrak tanaman bandotan mampu memberikan efek preventif pada SGPT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase), SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase), MDA, ureum, dan histopatologi hati serta ginjal tikus yang terpapar paraquat. Dosis ekstrak bandotan yang paling efektif dalam mencegah efek paraquat adalah dosis 400 mg/kg berat badan tikus,” kata Intan Faya Nurazizah kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (21/10/2024).

Paraquat, kata Intan Faya Nurazizah, merupakan herbisida yang sering digunakan petani pada masa pra tanam. Penggunaan paraquat ini dimaksudkan agar tanaman tidak diserang hama dan bisa tumbuh dengan subur.

“Paraquat merupakan pestisida yang berbahaya apabila terakumulasi dalam tubuh karena dapat mengganggu kesehatan darah dan sistem ekskresi. Tahun 2023, terdapat kurang lebih 20.000 orang petani per-tahun meninggal akibat keracunan pestisida,” kata Indah.

Hasil analisis kandungan fitokimia ekstrak bandotan terdapat senyawa fitokimia yaitu quercetin, fenolik, dan trans-caryophyllene yang memiliki sifat antioksidan dan anti inflamasi. “Ekstrak tanaman bandotan mampu memberikan efek preventif pada SGPT, SGOT, MDA, ureum, dan histopatologi hati serta ginjal tikus yang terpapar paraquat,” kata Indah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *