Tim Mahasiswa BINUS University Juara Samsung Innovation Campus

Tim Mahasiswa BINUS University yang menciptakan Daely bersama Harry Lee, President Samsung Electronics Indonesia. (foto : istimewa)
Tim Mahasiswa BINUS University yang menciptakan Daely bersama Harry Lee, President Samsung Electronics Indonesia. (foto : istimewa)

JAKARTA, JOGPAPER.NET — Tim Mahasiswa BINUS University dan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Tanah Laut, Kalimantan Selatan menjadi juara Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 2023/2024. Kedua jawara tersebut masing-masing mendapatkan hadiah berupa produk Samsung senilai Rp 55 juta, serta sertifikat resmi dari Samsung Electronics Indonesia dan lembaga internasional.

Demikian dikatakan Banu Pribadi, Head of MX B2B Innovation Laboratorium, Samsung R&D Institute Indonesia dalam rilisnya Selasa (8/10/2024). Latar belakang dari Samsung Innovation Campus adalah inovasi teknologi yang menjadi DNA Samsung. Pihaknya percaya akan pentingnya demokratisasi teknologi untuk semua kalangan.

Bacaan Lainnya

“Melalui SIC, kita berupaya bersama-sama membangun Indonesia sebagai pusat inovasi teknologi. Samsung R&D sangat antusias menjadi bagian dari program pendidikan ini mengingat kualitas luar biasa yang ditunjukkan para finalis,” kata Banu Pribadi.

Lebih lanjut Banu Pribadi mengatakan Samsung Innovation Campus mendukung generasi muda mengembangkan keterampilan karier melalui rangkaian kegiatan pelatihan. Beberapa materi pelatihan tersebut di antaranya, coding & programming, IoT, dan AI, serta soft skill seperti kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan empati akan apa yang terjadi di sekitar. “Harapannya, memanfaatkan teknologi canggih seperti IoT dan AI dapat membuka pengalaman dan inovasi-inovasi baru untuk membuat hidup menjadi lebih baik,” tandas Banu Pribadi.

Para peserta SIC Batch 5 2023/2024, kata Banu mendapat pembelajaran intensif selama tujuh bulan. Mereka juga mendapat bimbingan dari para mentor berpengalaman dan kompeten di bidangnya. Samsung Innovation Campus Batch 5 2023/2024 terdiri dari dua kategori yaitu SMA (SMA, SMK, dan MA setara) dan Perguruan Tinggi (D3, D4, dan S1).

Selanjutnya, para peserta SIC dibimbing untuk menemukan ide solusi dalam tiga tema besar: pendidikan, isu sosial dan kesehatan, serta tema lingkungan dan energi terbarukan. “Di tahap akhir, para peserta yang lolos ke babak-babak lanjutan wajib mengembangkan ide solusi mereka menjadi prototipe produk yang dapat diaplikasikan untuk menjawab berbagai isu di masyarakat,” kata Banu.

Sedang Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, mengatakan inisiatif Samsung Innovation Campus ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan keterampilan digital generasi muda. Sehingga mereka diharapkan bisa menjadi pemimpin di negeri sendiri.

“Kalau kita melihat prototipe-prototipe yang diciptakan para peserta, terutama para juara SIC Batch 5 ini, menunjukkan betapa besarnya potensi yang dimiliki generasi muda kita untuk berinovasi untuk Indonesia yang lebih maju dan unggul dalam bidang teknologi. Semoga apa yang mereka pelajari dalam program ini dan juga bimbingan dari para mentor, dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi mereka untuk meraih karier dan masa depan yang lebih baik,” kata Ennita Pramono.

Tim Mahasiswa BINUS University merancang Daely, sebuah sistem pendeteksi kantuk berbasis AI dan IoT untuk pengemudi. Daely terinspirasi dari kesehatan dan keselamatan pengemudi serta penumpang kendaraan roda empat. Pengemudi yang memiliki jam kerja panjang berisiko mengantuk yang berpotensi membahayakan orang lain. Faktanya, 80% angka kecelakaan disebabkan human error dan fatigue.

Tim BINUS University terdiri dari Aretha Natalova Wahyudi, Axel Nino Nakata, Jehoiada Wong, dan Jessica Lynn Wibowo. Mereka berada di bawah bimbingan dosen Ivan Sebastian Edbert.

Aretha Natalova Wahyudi, Front End Developer Daely, menyebutkan Daely hadir dengan tiga fitur utama untuk menyelesaikan masalah. Daely dilengkapi dengan fitur monitoring yang memantau kondisi driver, mekanisme bertahap yang dapat diaktifkan sesuai kebutuhan, dan dashboard berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk memantau pola dan aktivitas secara real-time. “Solusi ini sederhana namun sangat efektif dalam menghadapi berbagai tantangan,” kata Aretha.

Sementara Tim Mechalvent dari MAN Insan Cendekia Tanah Laut, Kalimantan Selatan merancang Bioner-S. Sebuah generator berbahan bakar biomassa dari limbah bonggol jagung. Generator ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan listrik para petani jagung yang dapat dikontrol dari jarak jauh dengan smartphone. Dengan kombinasi dukungan teknologi IoT dan AI, Bioner-S mampu mendeteksi tekanan uap & suhu, serta memprediksi tegangan listrik yang dihasilkan. Tim Mechalvent terdiri Aqsha RE Siregar, Azman Zidni Fadhillah, Huda Nur Ihsan Muhammad Akbar, dan Muhammad Fikri Anwari. Mereka di bawah bimbingan guru, Raudatul Jannah.

Huda Nur Ihsan MA, UI/UX Designer Mechalvent, menjelaskan bahwa inovasi timnya, Bioner-S, menawarkan solusi efisien dan ramah lingkungan. “Bioner-S berfokus pada efisiensi energi, hemat biaya dan waktu, serta mampu menghasilkan hingga lima puluh ton biomassa per hektar. Harapannya, teknologi AI ini dapat mempercepat pekerjaan petani dan mengurangi penumpukan limbah biomassa di area pertanian,” kata Huda Nur Ihsan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *