Tim PKM-K UPR Manfaatkan Tumbuhan Purun Danau Jadi Snack Box

Shely Aulia dan Maesi Lasmaria Silaban memamerkan snack box di Aula Rahan Universitas Palangkraya. (foto : istimewa)
Shely Aulia dan Maesi Lasmaria Silaban memamerkan snack box di Aula Rahan Universitas Palangkraya. (foto : istimewa)

PALANGKARAYA, JOGPAPER.NET — Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Palangka Raya (UPR) berhasil menciptakan inovasi unik dalam industri kemasan makanan. Mereka memanfaatkan tanaman purun danau yang merupakan tanaman khas rawa gambut untuk membuat snack box yang ramah lingkungan.

Tim PKM-K UPR terdiri dari tiga orang mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Mereka adalah Septi Leri Anjani (angkatan 2021), Shely Aulia dan Maesi Lasmaria Silaban (angkatan 2023). Mereka di bawah dosen pembimbing Fadhila Aziz, MSi.

Ketua Tim PKM-K Septi Leri Anjani menjelaskan tanaman purun danau (Lepironia articulata) biasanya tumbuh subur di area rawa gambut. Tumbuhan ini dikenal sebagai tanaman yang mudah ditemukan. Tanaman purun danau ini memiliki kandungan holoselulosa, a-selulosa dan nilai serat 1,68 mm. “Kandungan ini termasuk dalam kelas 2 (kategori baik) pada persyaratan nilai serat kayu sebagai bahan baku pulp dan kertas yang tidak mudah sobek,” kata Anjani di Palangkaraya, Kamis (18/7/2024).

Pengambilan tanaman purun danau. (foto : istimewa)

Masyarakat biasanya memanfaatkan tanaman purun danau untuk membuat anyaman berupa tikar, hiasan, dompet, tas dan lain-lain. Tetapi Tim PKM-K Universitas Palangka Raya melihat potensi yang lebih besar dalam tanaman ini.

Berdasarkan ilmu biologi yang mereka pelajari, tanaman purun danau dapat diolah menjadi bahan baku kertas. Sehingga setelah menjadi kertas, tercipta inovasi membuat kemasan makanan atau snack box. “Keunggulan snack box dari tanaman purun danau tidak hanya praktis, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan hidup. Snack box mudah didaur ulang,” kata Anjani.

Lebih lanjut Anjani mengatakan Tim-nya ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat dan bisa membantu mengurangi penggunaan plastik. “Purun danau adalah pilihan yang tepat karena selain ramah lingkungan, juga mudah didapatkan di sekitar kami,” kata Anjani.

Anjani menjelaskan proses pembuatan snack box ini melalui beberapa tahap. Tahapannya, pengumpulan purun, pengeringan, pembuatan bubur kertas (pulp) hingga pembentukan menjadi kotak. Inovasi ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan,

Snack box purun danau ini, kata Anjani, diberi nama “LEPABOX” yang diambil dari nama latin purun danau Lepironia articulata. Snack box ini sudah dipasarkan di kalangan Universitas Palangka Raya (UPR). Selain itu, juga dipasarkan melalui media online Instagram @pkmk_lepabox, shopee: lepabox_storeofficial serta melalui mini pameran dalam acara Kuliah Umum bersama Rektor IPB di Aula Rahan Universitas Palangka Raya, Senin, 15 Juli 2024.

Snack box inovasi mahasiswa UPR. (foto : istimewa)

Tim LEPABOX Universitas Palangka Raya, tambah Anjani, berharap bisa memberikan kontribusi nyata dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, Tim LEPABOX UPR dapat mempromosikan kekayaan alam khas Kalimantan Tengah. Tim LEPABOX UPR juga berencana untuk terus mengembangkan produk ini agar dapat diproduksi secara massal dan dijual di pasaran.

Menurut Fadhila Aziz, inovasi ini menunjukkan kreativitas dan kepedulian mahasiswa UPR terhadap lingkungan hidup. Mereka bisa berinovasi dan menghasilkan solusi yang bermanfaat bagi banyak pihak. “Semoga langkah ini dapat menginspirasi lebih banyak mahasiswa dan masyarakat untuk turut serta dalam menjaga lingkungan dengan cara-cara yang inovatif dan berkelanjutan,” kata Fadhila Aziz.

Lebih lanjut Fadhila mengatakan inovasi ini tidak hanya menunjukkan kreativitas mahasiswa dalam mengatasi masalah lingkungan hidup. Tim LEPABOX Universitas Palangka Raya baru memproduksinya dalam skala kecil.

Tetapi inovasi ini dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Warga bisa terlibat dalam pengumpulan dan pengolahan purun, jika diproduksi secara berkelanjutan. “Ini adalah langkah maju dalam mengurangi ketergantungan pada plastik. Selain itu, ini juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat lokal nantinya” tandas Fadhila. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *