YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Dies Natalis ke-38, Universitas Widya Mataram (UWM) mengangkat tema ‘Transformasi Budaya Unggul untuk UWM Maju.’ Tema tersebut sudah dan akan diaktualisasikan ke dalam ragam acara yang dilaksanakan sejak September 2020 lalu, berupa kegiatan seremonial, ilmiah, dan seni.
Demikian dikatakan Ketua Panitia, Puji Qomariyah SSos, MSi dalam press release yang dikirim ke redaksi jogpaper.net, Ahad (4/10/2020). Penyelenggarakan Dies Natalis UWM ke 38 di masa pandemi Covid-19 mengharuskan kemampuan adaptasi bagi sivitas akademika UWM di dalam proses akademik maupun non akademik.
“Pandemi Covid-19 membuat cerita dan rencana yang sudah disusun memerlukan modifikasi agar tetap bisa berjalan dengan tetap mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada,” kata Puji.\
Karena itu, kegiatan Dies Natalis ke 38 dilaksanakan dengan metode bauran atau blended antara daring dan luring. Acara live melalui Zoom dan streaming Youtube dari Pendopo Dalem Mangkubumen. Sehingga masyarakat luas bisa mendapatkan pengalaman berbeda atau hal-hal baru tentang perjalanan sejarah kampus UWM.
Kegiatan ilmiah, kata Puji Qomariyah, berupa webinar dilaksanakan secara Daring. Di antaranya, Webinar Bilateral Program Studi Kewirausahaan Universitas Widya Mataram (UWM) bertajuk “Innovation Management in Rural Tourism” pada 12 September 2020. Webinar yang digelar Fisipol UWM dan Komunitas Akademia Banua Banjar bertajuk “Masyarakat & Tanah Adat dalam Hukum Besi Korporasi: Siapa Untung & Buntung?” pada 13 September 2020.
“Kami juga memberikan ruang bagi para mahasiswa untuk berkreasi melalui kompetisi vlog. Selain itu juga menyelenggarakan lomba ngeband online bagi para siswa SMA/SMK sederajat untuk menyalurkan bakat mereka di tengah kebosanan sekolah daring,” kata Puji.
Lebih lanjut Puji menjelaskan kampus berbasis budaya yang berdiri sejak 7 Oktober 1982 ini, memiliki karakter berbeda sebagai lembaga pendidikan lain. UWM didirikan oleh (Alm) Sri Sultan Hamengku Buwono IX bersama KGPH Mangkubumi (saat ini Sri Sultan Hamengku Buwono X sekaligus Gubernur DIY). Pendirian UWM sebagai pengejawantahan atas upaya untuk mencerdaskan kehidupan yang berbudaya, berbangsa dan bernegara.
Pada tanggal 5 Oktober 2020 perwakilan sivitas akademika UWM akan melakukan ziarah dan doa di makam Raja Imogiri. Harapannya, tradisi ini dapat mengingatkan pada nilai historis pendirian UWM, mengenang dan menguatkan sense of belonging terhadap kampus.
Sedang upacara Dies akan dilaksanakan pada 7 Oktober 2020, orasi Dies oleh Dosen Fakultas Hukum UWM. Sebagai aktualisasi kampus berbasis budaya, pada hari yang sama, UWM akan meluncurkan buku Kewidyamataraman. Acara ditutup dengan Perform Mini Orchestra Gamelan Kontemporer oleh Asor Project Gamelan.
“Hal penting yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan kegiatan adalah disiplin, etos kinerja, tanggung jawab, inisiatif, team work, sinergi dan kolaborasi,” tandasnya.