YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Pusat Studi Forensika Digital (PUSFID) Universitas Islam Indonesia (UII), Badan Siber dan Sandi negara (BSSN) dan Swiss German University (SGU) menggelar Cybersecurity Seminar & Workshop: Enhancing Incident Response Readiness & Collaborative Strategies di Kampus Fakultas Teknologi Industri UII, Rabu-Kamis (28-29/8/2024).
Seminar menghasilkan salah satunya, kesepakatan terbentuk dan penguatan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber regional. Sehingga peserta yang berasal dari kampus, rumah sakit, perbankan, dan pemerintah daerah dapat meningkatkan kesiapan keamanan siber di kantor masing-masing.
Demikian diungkapkan Dr Yudi Prayudi, MKom, Kepala Pusat Studi Forensika Digital (PUSFID) UII kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (29/8/2024). Selain Yudi Prayudi, nara sumber lain Agus Prasetyo, SKom, MM, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia Badan Siber dan Sandi negara (BSSN).
Lebih lanjut Yudi Prayudi mengatakan seminar dan workshop yang berlangsung dua hari ini dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama adalah seminar yang diselenggarakan secara hybrid, memanfaatkan layanan Zoom meeting untuk menjangkau peserta yang tidak dapat hadir secara langsung. Seminar diikuti lebih dari 100 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia yang terdiri praktisi keamanan siber, akademisi, serta perwakilan dari berbagai sektor.
“Sesi kedua berupa workshop yang dilaksanakan sepenuhnya secara offline. Pada sesi kedua ini peserta dapat terlibat langsung dalam praktik dan diskusi mendalam mengenai berbagai topik terkait keamanan siber,” kata Yudi Prayudi.
Selain terbentuknya im Tanggap Insiden Siber regional, seminar dan workshop ini bertujuan meningkatkan kesadaran keamanan siber; pertukaran pengetahuan dan pengalaman; meningkatkan keahlian teknis; dan mendorong kolaborasi lintas sektor.
Meningkatkan kesadaran keamanan siber, kata Yudi, menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya keamanan siber di seluruh sektor. Sedang pertukaran pengetahuan dan pengalaman adalah mempromosikan dan berbagi strategi dan praktik terbaik dalam implementasi keamanan siber di berbagai industri dan sektor.
Tujuan berikutnya, tambah Yudi, meningkatkan keahlian teknis meliputi meningkatkan kesiapan teknis untuk menangani dan mengelola ancaman siber secara efektif. Serta mendorong kolaborasi lintas sektor yang berupa memperkuat kerja sama antara berbagai sektor untuk melindungi informasi sensitif, data pribadi, dan infrastruktur kritis.
Seminar diawali dengan sambutan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid. Rektor menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang keamanan siber di era digital.
Acara secara resmi dibuka Sekretaris Daerah DIY yang diwakili Staff Ahli Gubernur DIY, Dr Sukamto. Dalam sambutannya, Dr Sukamto menyampaikan apresiasi inisiatif yang dilakukan BSSN, SGU, dan UII.
Keynote speech disampaikan Dr Sulistyo, SSi, ST, MSi, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN. Sulistyo menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks. Selain itu, juga perlu kesiapan yang lebih baik dari semua pihak untuk merespon insiden siber dengan cepat dan efektif.
Sementara Agus Prasetyo menjelaskan kerjasama BSSN, SGU dan PUSFID UII ini merupakan pertama kali dilakukan. Ia mengapresiasi terbentuknya Terbentuknya Tim Tanggap Insiden Siber yang diharapkan dapat cepat mengatasi insiden yang terjadi. “Sebelum ada forum kurang pede jika menghadapi insiden. Adanya forum antar sektor insiden dapat segera teratasi. Mereka dilatih melalui workshop dengan real test,” kata Agus Prasetyo. (*)