YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Pemanfaatan teknologi informasi untuk menanggulangi bencana alam sudah merupakan kebutuhan mendesak. Teknologi informasi dapat memudahkan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk menyusun peta rawan bencana. Karena itu, BNPB menggandeng Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) untuk memetakan wilayah bencana.
Demikian diungkapkan Pengarah BNPB, Prof Sarwidi MSCE PhD IPU kepada wartawan di Kampus FTI UII Yogyakarta, Kamis (21/3/2019). Selain Sarwidi, hadir sebagai nara sumber Dr R Teduh Dirgahayu, ST, MSc, Ketua Program Studi Teknik Informatika (S1), Oktanto Dedi Winarko, ST, MT, Chief of radar Divison Labs247, Solusi247; dan Izzati Muhimmah, ST, MSc, PhD, Ketua Program Studi Teknik Informatika (S2).
Lebih lanjut Sarwidi mengatakan dengan bantuan teknologi informasi pihaknya dapat memetakan wilayah bencana. “Kami menggandeng akademisi dari UII untuk mengetahui wilayah mana saja yang masuk zona hijau, kuning, atau merah,” kata Sarwidi.
Dijelaskan Sarwidi, rekayasa teknologi sangat diperlukan agar penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat dan akurat. Selain itu, penanganan bencana juga memerlukan transparansi dan akuntabilitas.
Sedang Teduh Dirgahayu mengatakan, banyak ruang yang bisa didukung teknologi informatika dalam penanganan bencana. Pelibatan teknologi informatika membutuhkan tenaga yang memadai. Karena itu, UII tengah mengembangkan wawasan mahasiswanya agar dapat mengambil peran dalam penanganan bencana.
Prodi yang dipimpinnya, kata Teduh, sedang membangun sistem, melakukan penelitian dari kasus-kasus bencana yang telah terjadi kemudian diangkat ke dalam topik-topik penulisan. “Dengan 16 dosen pengampu dan empat mata kuliah, UII meyakini mahasiswa akan memiliki kemampuan yang cukup menyangkut penanganan bencana,” kata Teduh.
Oktanto Dedi Winarko dari Solusi 247 mengungkapkan, banyak peluang yang bisa dimasuki industri yang memproduksi peralatan penanganan bencana. “Kami telah memproduksi beberapa tools, seperti alat pengukur keretakan bangunan, radar cuaca portabel, hingga radar pendeteksi tsunami,” kata Oktanto.