YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menjadi tuan rumah PESTA TRIZ dan Passage-to-ASEAN (P2A) Entrepreneurship Hackathon, Selasa-Kamis (6-8/12/2022). PESTA TRIZ merupakan upaya menyatukan praktisi TRIZ dan berbagi pembelajaran kepada komunitas. Sedang P2A Entrepreneurship Hackathon berupa workshop, konferensi, dan kompetisi.
Ir Wiryono Rahardjo, March PhD, Wakil Rektor IV Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII mengemukakan hal tersebut kepada wartawan di Kampus Terpadu UII, Selasa (6/12/2022). Dalam press conference, Wiryono didampingi Dr Arif Wismadi, Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (DPPK/ST); Bagus Panuntun, Inkubator Bisnis & Teknologi IBISMA; Dr Yeoh Teong San, Pendiri MyTRIZ Malaysia; Tan Eng Hoo, President MyTRIZ Malaysia; dan Dr Risdiyono, Pendiri dan Presiden InTRIZ Indonesia yang juga dosen Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII.
Lebih lanjut Wiryono menjelaskan selama 10 tahun terakhir, PESTA TRIZ dilaksanakan di Malaysia. Baru pertama kali ini diselenggarakan di luar Malaysia dan UII sebagai tuan rumahnya. PESTA TRIZ 2022 mengangkat tema ‘Capitalize on Disrupted Recovery with TRIZ.‘
Wiryono menambahkan P2A Entrepreneurship Hackathon merupakan ajang kompetisi tahunan yang ketiga untuk para inovator dari perguruan tinggi di ASEAN. Tiap tahun MyTRIZ telah membekali ketrampilan inovasi untuk percepatan menghasilkan invensi pada peserta P2A Entrepreneurship Hackathon.
“Hackathon ini merupakan upaya bersama dari dunia perguruan tinggi di ASEAN untuk meningkatkan rasio kewirausahaan. Di Indonesia saat ini masih sangat rendah yaitu 3,47 persen dari total penduduk Indonesia,” kata Wiryono.
Menurut Wiryono, jumlah ini masih kalah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Singapura rasio wirausahanya sudah mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen dan Malaysia mencapai 4,74 persen.
Dijelaskan Wiryono, melalui program kewirausahaan UII telah memperoleh peningkatan rasio lulusan wirausaha dari 4.74% di tahun 2017 menjadi 14% di tahun 2021. Capaian ini sudah melebihi target Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) sebesar 10% lulusan perguruan tinggi berwirausaha. “Bahkan UII bisa berkontribusi Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM dalam telah menetapkan target rasio kewirausahaan terhadap penduduk di Indonesia menjadi 4% pada tahun 2020-2024,” kata Wiryono.
Sedang Risdiyono menjelaskan The TRIZ Inventive Problem-Solving Workshop dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah inventif berdasarkan metodologi Theory of Inventive Problem-Solving. Masalah industri akan digunakan untuk memberikan pembelajaran berbasis masalah dan tindakan langsung.
“Peserta akan dilatih tentang cara mendefinisikan masalah inventif, mengidentifikasi kerugian utama, menghasilkan solusi kreatif, memilih ide yang bisa diterapkan, dan mengembangkan rencana implementasi. Peserta akan melalui simulasi kasus berulang untuk memperdalam pemahaman tentang TRIZ,” kata Risdiyono.
Arif Wismadi, menjelaskan PESTA TRIZ dan P2A Entrepreneurship Hackathon ini dihadiri insinyur, manajer, peneliti, penemu, pengusaha, dan akademisi serta praktisi TRIZ. Workshop difasilitasi Dr Yeoh Teong San, Pendiri dan mantan Presiden TRIZ Malaysia. Ia akan dibantu enam profesional senior TRIZ yang yaitu Tan Eng Hoo, Dr Yeap Gik Hong, Dr Issac Lim, Prof Dr. Narayanan Kulathruramaiyer, Mayor Dr Imaduddin Abidin, Dr Arif Wismadi, dan Dr Risdiyono.
“PESTA TRIZ ini memiliki beberapa capaian pembelajaran.Yakni meningkatkan keterampilan pemecahan masalah melalui penerapan langsung alat TRIZ, menyelesaikan masalah yang kompleks dan menghasilkan solusi inventif, serta meningkatkan kemampuan kepemimpinan, dan koordinasi tim,” kata Arif Wismadi.
Menurut Arif Wismadi, meningkatnya minat pada TRIZ, Konferensi MyTRIZ menjadi platform bagi para inovator yang berpikiran sama untuk berbagi dan belajar satu sama lain, Di antaranya, pengembangan dan pengaplikasian TRIZ terbaru yang terkait dengan penelitian dan pengembangan metode TRIZ, aplikasi TRIZ dan TRIZ dalam pendidikan. “Konferensi ini terbuka untuk praktisi TRIZ dan non-TRIZ. Dua belas makalah terpilih dipresentasikan pada konferensi ini dan diterbitkan sebagai Prosiding Konferensi MyTRIZ,” kata Arif Wismadi.
Sedang MyTRIZ Competition 2022, kata Arif Wismadi, bekerja sama dengan ASEAN Virtual Entrepreneurship Hackathon. Kompetisi ini mengangkat tema ‘Sustainable Development in the New Normal‘ menampilkan ide dan proyek terbaik dari universitas regional Asia Tenggara, yang merupakan 10 finalis universitas terbaik.
Adapun teknis presentasi, yakni setiap finalis akan diberikan waktu 15 menit untuk mempresentasikan dan lima menit untuk menjawab pertanyaan. Final kompetisi akan dinilai oleh panel TRIZ dan pakar domain yang diselenggarakan secara online. “Selanjutnya, para finalis akan diberikan medali emas, perak dan perunggu atas kemampuan peserta untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi inventif. Penghargaan best of the best akan dipilih dari peraih medali emas di final,” katanya.
Sementara Bagus Panuntun, Inkubator Bisnis & Teknologi IBISMA mengatakan metodologi Theory of Inventive Problem-Solving sangat membantu para Startup dalam mengembangkan bisnisnya. “Jika menggunakan metode konvensional membutuhkan waktu empat tahun, tapi jika menggunakan metodologi TRIZ hanya butuh dua tahun,” kata Bagus Panuntun. (*)