YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Islam Indonesia (UII) menyusun modul sekolah Capacity Building in the field of Higher Education (CBHE) dengan nama program ‘Indonesian Higher Education Leadership (iHiLEAD).’ Selama satu pekan, Senin-Jumat (11-15/7/2022), modul tersebut diujicobakan kepada 17 dosen dan tenaga kependidikan dari tujuh kampus di Indonesia.
Rektor UII, Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD mengemukakan hal tersebut kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (11/7/2022). UII melaksanakan program ini bersama tiga perguruan tinggi Eropa, dan enam perguruan tinggi Indonesia serta Ditjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). Program ini mendapat hibah dari Erasmus+ Capacity Building in the field of Higher Education (CBHE).
Ketiga perguruan tinggi Eropa adalah University of Gloucestershire di United Kingdom, International School for Social and Business Studies di Slovenia, dan University of Granada di Spanyol. Sedang enam perguruan tinggi Indonesia adalah Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Brawijaya (Unbraw), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Presiden, dan STIE Malangkuçeçwara.
Dijelaskan Rektor UII, pelaksanaan Program Erasmus iHiLead dimulai sejak tahun 2021 untuk menyusun kurikulum dan modul pelatihan pengembangan kepemimpinan di perguruan tinggi, serta Workshop Training for Trainer pada bulan Desember 2021.
“Kami mengharapkan setelah dosen dan tenaga kependidikan mengikuti sekolah kepemimpinan ini, lebih siap dirinya untuk menjadi pemimpin kampus masa depan,” kata Rektor UII.
Program ini, tambah Rektor UII, dilatarbelakangi munculnya tantangan kepemimpinan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Perguruan Tinggi saat ini menghadapi tantangan perubahan sistem pendidikan tinggi dengan kualitas pengelolaan dan manajemen perguruan tinggi. Hal tersebut memerlukan ketersediaan dukungan finansial, kebutuhan operasional yang memadai, dan kesiapan sumber daya potensial dalam memimpin perguruan tinggi.
Sedang Dr -Ing Ir Ilya Fadjar Maharika MA, IAI, Pimpinan Project Erasmus+ iHiLead menambahkan ke depan lebih banyak peserta dari berbagai perguruan tinggi di luar konsorsium. Tahun depan UII yang bertanggung jawab untuk menyebarluaskan ke banyak perguruan tinggi yang membutuhkan. “Kita sudah memiliki tim untuk pelatihan,” kata Ilya.
Seorang pemimpin perguruan tinggi, kata Ilya, paling tidak memiliki sembilan kriteria. Pada aspek leadership, salah satu contohnya, mendelegasikan tugas kepada wakilnya. “Mendelegasi itu tampaknya mudah. Tetapi implementasinya rumit dan sulit,” katanya.
Sebab, lanjut Ilya, pemimpin harus bisa mengidentifikasi person yang akan menerima delegasi. “Seorang pemimpin harus tahu, apakah pekerjaan yang akan didelegasikan itu cocok dengan orang mendapat delegasi. Entah itu berupa tim, unit kerja. Seorang pemimpin itu harus otentik, tidak sekedar ikut-ikutan, mampu membangun karakter jatidiri,” ujarnya.
Kriteria pemimpin kredible adalah seorang pemimpin harus memiliki kemampuan menjadi manajer. Ia harus bisa memanage waktu, orang, sumber daya, termasuk bisa memanage konflik.
Sementara David Dawson, PhD, FCIPD, SHEA, Direktur Master of Arts Higher Education Leadership and Management, University of Gloucestershire UK mengatakan tujuan program ini untuk membangun networking dan kurikulum pendidikan kepemimpinan. Sebetulnya, networking ini sudah berjalan dan tinggal ligalisasi.
Sedang kurikulum memberikan kesempatan kepada pemimpin untuk merefleksi hal yang dialakukan ketika menjadi pemimpin. Refleksi ini menjadi penting karena dalam proses refleksi akan ada interaksi dengan orang lain yang memiliki kapasitas sama atau mungkin pimpinan lebih senior sehingga bisa membangun kerangka kepemimpinan yang lebih bagus di masa depan. (*)