YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta mendapat kepercayaan untuk melaksanakan ujian seleksi Calon Kepala Urusan (Kaur) Pangripta Kalurahan Maguwoharjo, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (3/7/2023). Ada 16 peserta yang mengikuti ujian untuk memperebutkan satu kursi jabatan Kaur Pangripta di Auditorium PLN UP 45 Yogyakarta.
Pembukaan ujian seleksi Kaur Pangripta ini dihadiri Dr Benedictus Renny See, SH, MH, Rektor Universitas Proklamasi 45; Kasidi SE, Lurah Maguwoharjo; Philip Joseph Leatemia, SE, SH, MH, Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) UP45; Ana Riana, SH, MH, Ketua Panitia Seleksi; dan Febriyanti Angelia Ginting, SPd, MSc, Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama.
Rektor UP 45, Benedictus Renny See mengatakan Kepala Urusan Pangripta merupakan jabatan pembantu Carik dalam pelayanan administrasi. Jabatan ini merupakan jabatan yang strategis. “Satu jabatan akan diperebutkan 16 calon. Artinya, persaingan yang cukup ketat. Sehingga apa pun hasilnya nanti, saya pikir merupakan hasil yang betul-betul murni karena kami juga menyeleksi secara ketat. Bagi yang belum berhasil bukan berarti Anda belum siap atau kurang pintar. Tetapi mungkin bukan di situ, talenta atau bakat saudara,” kata Renny See.
Dijelaskan Renny See, sesuai Peraturan Kabupaten Nomor 10 Tahun 2019 tentang Tata Cara dan Pengisian dan Pemberhentian Perangkat Desa dalam pasal 19 ayat 2, pelaksanaan ujian seleksi calon pamong diselenggarakan bekerjasama dengan perguruan tinggi, minimal berakreditasi institusi B. “Banyak perguruan tinggi di Yogyakarta yang memiliki akreditasi institusi B. Tetapi ada kompetensi lain yang terkait materi ujian sebagaimana dimaksud dalam Perkab tersebut,” kata Renny See.
Lebih lanjut Renny See mengatakan untuk memilih calon Kaur Pangripta yang kompetensi, para calon harus melewati beberapa tahapan ujian. Tahapannya adalah ujian tertulis, tes potensi akademik, tes kemampuan bidang, ketrampilan komputer, teknik berpidato berbahasa Jawa, tes psikologi dan wawancara.
“Tahapan ujian ini cukup berat. Tetapi saya pikir, salah satu yang luar biasa. Saya sudah banyak belajar, tidak semua kabupaten/kota di Indonesia mempunyai ketentuan semacam ini, Perkab Sleman,” kata Renny See.
Renny See berasumsi, kalau semua kabupaten/kota di Indonesia menerapkan seleksi seperti Kabupaten Sleman, Indonesia akan maju. “Sebab saudara pegawai, staf yang langsung berhadapan dengan masyarakat atau akar rumput. Jadi kalau sumber daya manusia (SDM)-nya sudah qualified, saya pikir luar biasa,” kata Renny See.
Renny See merasa prihatin, persaingan pemimpin dan pamong di tingkat kalurahan dan kapanewon sangat ketat. “Tetapi pejabat-pejabat di tingkat menteri, gubernur banyak permasalahan. Ini mungkin suatu hal sebagai satu catatan,” tandas Renny See.
Renny See berharap kerjasama UP 45 dan Kalurahan Maguwoharjo merupakan satu petunjuk yang baik. Seleksi Kepala Urusan Pangripta ini merupakan kerjasama yang kedua kalinya dengan Kalurahan Maguwoharjo. “Saya harapkan saudara, peserta seleksi berusaha semaksimal mungkin. Lolos atau tidak itu urusan yang di atas, Tuhan. Saudara sudah berusaha, ini menyangkut nasib serahkan pada Tuhan,” katanya.
Lurah Maguwoharjo, Kasidi mengatakan pihaknya mempercayakan UP 45 menyelenggarakan seleksi pamong ini karena UP 45 sudah berpengalaman. “UP 45 berpengalaman tidak hanya di Kalurahan Maguwoharjo saja, tetapi juga Kalurahan tetangga sudah beberapa kali menyelenggarakan seleksi calon pamong. Kami berharap kerjasama ini terus berlanjut. Kami juga berharap ke depan UP 45 bisa meraih akreditasi institusi A,” kata Kasidi.
Sementara Ana Riana, Ketua Panitia Seleksi menjamin seleksi Kepala Urusan Pangripta secara terbuka dan dapat diakses secara umum. “Semua bisa mengakses. Setiap kali kita melaksanakan ujian seleksi sengaja mengundang media massa supaya diketahui semuanya,” kata Ana Riana. (*)