YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta membantu Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul menjadi desa tujuan wisata berkonsep halal. Program ini terlaksana atas bantuan dana Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui skim hibah Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM).
Demikian diungkapkan Ketua Tim Dosen UWM, Dr Ir Ambar Rukmini MP dalam press release yang dikirim ke redaksi jogpaper.net di Yogyakarta, Kamis (21/6/2018). Tim dosen UWM yang akan mendampingi Desa Bangunjiwo adalah Ambar Rukmini, Masrul Indrayana, ST, MT dan Yuliana Endah Widyaningsih, SE, MM.
“Program ini diberi nama Kajigelem (Kasongan, Jipangan, Gendeng, dan Lemahdadi) dan akan berlangsung selama tiga tahun, mulai tahun 2018 dan berakhir tahun 2020,” kata Ambar Rukmini yang juga dosen Program Studi Teknologi Pangan UWM.
Dijelaskan Ambar Rukmini, Desa Bangunjiwo merupakan satu dari empat desa di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul yang sebagian besar wilayahnya terdiri pegunungan. Di desa tersebut terdapat beberapa sendang, kedung, kampung kerajinan, dan kelompok pengolah pangan. Melalui Program Kajigelem, Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah merencanakan pengembangan potensi wilayah tersebut menjadi kawasan wisata terpadu dengan unggulan budaya lokalnya (potensi alam, kerajinan gerabah, ukir kulit, pahat batu, dan makanan tradisional).
“Program Kajigelem mempunyai konsep menyatukan potensi-potensi empat wilayah/dusun, yaitu Kasongan, Jipangan, Gendeng, dan Lemahdadi, agar menjadi tujuan wisata menarik dan unggul. Namun, sampai saat ini masih kesulitan merumuskan dan merealisasikan konsep tersebut,” kata Ambar.
Karena itu, jelas Ambar, UWM melalui Tim PPDM membantu merealisasikan program tersebut dengan memberikan sentuhan halal. Pada tahun pertama, akan didorong terwujudnya perkampungan berkonsep halal. Para perajin makanan diberikan sosialisasi dan pendampingan produksi pangan berkualitas dan pengurusan sertifikat halal (selain ijin edar produk Pangan Industri Rumah Tangga/PIRT). “UWM juga melakukan sosialisasi halal bagi kelompok perajin non pangan (kerajinan kulit, batu, dan gerabah). Sehingga produk-produk unggulan wilayah seluruhnya diproduksi secara halal,” jelasnya.
Pada tahun kedua, lanjut Ambar, akan dilakukan penataan wilayah dengan konsep halal. Pada tahun ini akan dibuat land mark, sehingga terwujud potret kawasan desa yang mampu memberdayakan masyarakat, mempertahankan kualitas lingkungan dan wilayah, menciptakan konservasi sumber daya alam, serta melestarikan warisan budaya lokal.
Kegiatan ini akan dilakukan dengan pemetaan wilayah serta implementasi konsep halal pada destinasi wisata, misalnya dengan memisahkan tempat mandi putri dan putra di setiap sendang atau kedung di wilayah Bangunjiwo serta membuat pusat-pusat kuliner halal di setiap kawasan.
Pada tahun kedua ini ditargetkan tercipta halal tourism di Desa Bangunjiwo, baik untuk aspek pangan maupun non pangan. Sehingga Bangunjiwo akan menjadi desa unggul, tujuan wisata utama di Yogyakarta yang berkonsep halal.
“Pada tahun ketiga, akan dilakukan promosi Desa Bangunjiwo sebagai desa sentra halal food tourism. Kegiatan ini akan dilakukan melalui kerjasama dengan dinas pariwisata dan agen-agen perjalanan seluruh nusantara,” tandasnya.